Pelaku Industri Wisata Bali Diminta Ingatkan Wisatawan Waspadai Cuaca Ekstrem
Cuaca ekstrem berupa curah hujan tinggi dan angin kencang melanda Bali.
REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Pelaku industri eisata di Bali diminta mengingatkan wisatawan untuk mewaspadai cuaca ekstrem yang sedang berlangsung. Menurut Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Bali Tjok Bagus Pemayun, peringatan ini penting dilakukan di tengah cuaca ekstrem berupa curah hujan tinggi dan angin kencang yang melanda beberapa wilayah di Bali.
Bahkan pada Rabu (13/3/2024), dua orang WNA meninggal dunia tertimbun longsor di Tabanan, serta beredar video ombak tinggi di Perairan Bali. “Perlu stakeholder pariwisata mengingatkan wisatawan untuk tetap berhati-hati tidak hanya di musim begini, kalau bepergian kan harus diingatkan ada standar operasionalnya, misalnya di DTW Uluwatu kondisinya seperti apa,” kata dia di Denpasar, Senin (18/3/2024).
“Kalau wisatawan biasanya disiplin kalau diberitahu begitu (cuaca buruk), di mana pun juga kita kalau ke luar negeri misalnya pasti diberitahu juga, misalnya musim hujan bawa payung standar itulah,” ujarnya.
Sebelum mengingatkan wisatawan, Dispar Bali meminta pelaku industri pariwisata terutama agen perjalanan berkoordinasi dengan daerah tujuan untuk memastikan kondisi di obyek sekitarnya. Selain itu memastikan informasi dari BMKG mengenai cuaca pada rute yang hendak dilalui menuju daerah yang ingin dituju wisatawan.
“Tinggal komunikasi dengan daerah yang akan dikunjungi, misalnya ke Tanah Lot, Tabanan, pasti stakeholder seperti ASITA atau agen perjalanan komunikasi,” kata dia.
Dispar Bali mengakui tak sedikit pula wisatawan terutama wisatawan mancanegara memilih melakukan perjalanan secara langsung tanpa agen perjalanan. Menurutnya untuk situasi ini penting bagi wisatawan memantau pembaharuan-pembaharuan informasi terkait cuaca melalui kanal BMKG atau media lainnya.
Di tengah cuaca ekstrem belakangan, Tjok Pemayun juga mengimbau pengelola pariwisata mematuhi standar keselamatan dan menurutnya sejauh ini hal tersebut sudah diterapkan. Seperti di perairan, dimana menurutnya meski ombak tinggi menghantam kapal cepat para pengelola sudah memastikan bahwa mereka dapat berlayar.
“Mereka ada standar pengawasnya, boleh tidak berangkat, sudah ada di pelabuhan seperti di bandara ada navigasi, tidak sembarang pasti ada aturannya apalagi mengajak wisatawan,” ujar Kepala Dispar Bali.