Buka Layanan Tukar Uang di 500 Titik, BI Jatim Batasi Maksimal Rp 4 Juta
BI Jatim menyiapkan sekitar Rp 23,2 triliun untuk kebutuhan uang hingga Lebaran.
REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA — Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Jawa Timur (Jatim) membuka layanan penukaran uang tunai untuk memenuhi kebutuhan masyarakat pada bulan Ramadhan hingga Lebaran Idul Fitri 2024. Menurut Kepala Perwakilan BI Jatim Erwin Gunawan Hutapea, layanan penukaran uang resmi ini dibuka di 500 titik.
Erwin menjelaskan, untuk layanan penukaran uang terpadu dengan sepuluh bank akan disediakan di Grand City Mall Surabaya. Menurut dia, layanan penukaran uang juga akan disediakan di titik-titik arus mudik, seperti rest area tol dan hub-hub transportasi di wilayah Jatim.
“Mudah-mudahan BI dengan dukungan seluruh perbankan dapat menyediakan uang rupiah agar masyarakat dapat melaksanakan Lebaran dengan baik,” ujar Erwin, Rabu (20/3/2024).
Erwin menjelaskan, agar dapat melayani lebih banyak masyarakat, penukaran uang tunai pada momen kali ini dibatasi maksimal Rp 4 juta per paket, dengan isi uang pecahan Rp 5.000, Rp 10 ribu, dan Rp 20 ribu.
Masyarakat diharapkan dapat melakukan penukaran uang di lokasi-lokasi resmi. “Saya juga mengimbau agar masyarakat melakukan penukaran uang pada titik dan tempat yang merupakan layanan perbankan. Jangan dilakukan pada oknum-oknum di pinggir jalan karena kita tidak tahu keaslian uang rupiah tersebut dan jumlahnya pasti tidak sesuai dengan uang yang ditukarkan,” kata Erwin.
Untuk memenuhi kebutuhan selama bulan Ramadhan hingga Lebaran 2024, Erwin mengatakan, BI Jatim menyediakan uang kartal mencapai sekitar Rp 23,2 triliun. Uang tersebut disiapkan untuk layanan penukaran maupun untuk penarikan uang tunai melalui mesin ATM.
Menurut Erwin, jumlah uang yang disiapkan sudah dikoordinasikan dengan seluruh perbankan di Jatim, sehingga diharapkan dapat memenuhi kebutuhan masyarakat.
“Realisasi uang yang dibutuhkan masyarakat di Jatim untuk Lebaran tahun lalu adalah Rp 22,3 triliun. Tahun ini ditingkatkan sedikit, empat persen, menjadi Rp 23,2 triliun,” kata Erwin.