Rupiah Tertekan Pasca-BI Pertahankan Suku Bunga, Waspadai Sentimen Inflasi dan Fiskal

Keputusan pertahankan BI Rate pada level 6 persen tetap konsisten pada moneter

Republika/Prayogi
Petugas menghitung uang dolar AS di gerai penukaran mata uang asing VIP (Valuta Inti Prima) Money Changer, Jakarta, Jakarta, Senin (20/11/2023). Nilai tukar rupiah ditutup di level Rp15.445 per dolar AS pada hari ini. Mata uang Rupiah menguat 47,5 poin atau 0,31 persen dari perdagangan sebelumnya.
Red: Ichsan Emrald Alamsyah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada akhir perdagangan Rabu ditutup merosot setelah pengumuman Bank Indonesia (BI) menahan suku bunga BI Rate di level 6 persen.


Pada akhir perdagangan Rabu, kurs rupiah turun 5 poin atau 0,04 persen menjadi Rp 15.723 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp 15.718 per dolar AS.

"Hal itu dikarenakan tingkat inflasi di Indonesia yang masih terkendali, serta nilai tukar rupiah yang terus tertekan, sehingga masih diperlukan langkah-langkah stabilisasi oleh BI," kata analis ICDX Taufan Dimas Hareva, di Jakarta, Rabu (20/3/2024).

Menurut BI, keputusan mempertahankan BI Rate pada level 6 persen tetap konsisten dengan fokus kebijakan moneter yang pro-stability yaitu untuk menjaga stabilisasi nilai tukar rupiah.

Keputusan tersebut juga mendukung langkah preemptive dan forward looking untuk memastikan inflasi tetap terkendali dalam sasaran 2,5 plus minus satu persen pada 2024.

Pada sisi lain, kinerja mata uang rupiah tertekan oleh suasana kehati-hatian pasar menjelang pertemuan kebijakan moneter Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau Federal Reserve (Fed). The Fed diperkirakan akan mempertahankan suku bunga stabil untuk kelima kalinya berturut-turut pada pertemuan bulan Maret.

Pasar memperkirakan The Fed akan mempertahankan suku bunga acuannya tetap stabil di kisaran 5,25 persen hingga 5,5 persen pada Rabu. Dalam beberapa pekan terakhir data ekonomi AS menunjukkan bahwa perekonomian AS kuat dan inflasi tetap tinggi.

Data tersebut mungkin meyakinkan The Fed untuk menunda penurunan suku bunga, yang akan mengangkat kinerja mata uang dolar AS dan menekan kinerja rupiah.

Hal itu dikarenakan tingkat inflasi di Indonesia yang masih terkendali, serta nilai tukar rupiah yang terus tertekan sehingga masih diperlukan langkah-langkah stabilisasi oleh BI.

Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) BI pada Rabu melemah ke level Rp 15.727 per dolar AS dari sebelumnya Rp 15.712 per dolar AS.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler

Sosok Agus Gondrong, Mantan Kades Temanggung yang Unggul di Pilkada Lawan Penjabat

Menko PMK: Presiden Prabowo Ingin Pilkada Dievaluasi Agar Warga tak Dididik Politik Uang

Pemberontak Kuasai Bandara Aleppo, Suriah-Rusia Balas Lewat Serangan Udara

Jejak Kontroversi Effendi Simbolon Sebelum Dipecat PDIP, dari Dukung Prabowo Sampai RK

Bersama Philippine Women Association Tumbuhkan UMKM

UAH Usul Tambang Dikelola untuk Kesejahteraan Guru

Pemain Keturunan Indonesia Reijnders Cetak Dua Gol, AC Milan Gasak Empoli 3-0

Barcelona Kalah Lagi, Kali Ini Dibungkam Las Palmas 1-2

LBH Semarang Bentuk Tim Usut Kejanggalan Kasus Penembakan Gamma

Sabar, Jalan Menuju Keberuntungan