Kumpulan Hadits dan Pendapat Ulama Tentang Keberadaan Lailatul Qadar di Bulan Ramadhan
Lailatul Qadar adalah suatu malam di bulan suci Ramadhan yang penuh keberkahan.
REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Lailatul Qadar adalah suatu malam di bulan suci Ramadhan yang penuh keberkahan. Namun keberadaannya menjadi tanda tanya dan tidak ada yang mengetahuinya.
Meski demikian, sejumlah riwayat hadits menyebutkan di malam kapan pada bulan Ramadhan ada Lailatul Qadar. Ulama pun berbeda pendapat soal Lailatul Qadar ada di malam ke berapa pada bulan suci ini.
Berikut ini adalah kumpulan hadits dan pendapat ulama tentang keberadaan Lailatul Qadar di bulan suci Ramadhan.
1. Malam ke-25, ke-27 dan ke-29 Ramadhan
عن ابنِ عبَّاس رضِيَ اللهُ عنهُما أنَّ النبيَّ-صلَّى الله عليه وسلَّمَ-قال:" الْتمِسوها في العَشر الأواخِر من رمضانَ؛ لَيلةَ القَدْر في تاسعةٍ تَبقَى، في سابعةٍ تَبقَى، في خامسةٍ تَبْقَى".
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas RA, Nabi Muhammad SAW bersabda, "Carilah Lailatul Qadar di 10 malam terakhir bulan Ramadhan, pada malam yang kesembilan, malam yang ketujuh, dan malam yang kelima." (HR Bukhari)
Hadits lain juga menyebutkan demikian, sebagai berikut:
عن عُبادةَ بن الصَّامتِ قال: خرَج النبيُّ-صلَّى الله عليه وسلَّمَ-ليُخبِرَنا بليلةِ القَدْر، فتَلاحَى رجُلانِ من المسلمين، فقال:" خرجتُ لأُخبِرَكم بليلةِ القَدْر، فتَلاحَى فلانٌ وفلانٌ؛ فرُفِعتْ! وعسى أنْ يكونَ خيرًا لكم؛ فالْتمِسوها في التَّاسعةِ والسَّابعةِ والخامسةِ".
Diriwayatkan dari Ubadah bin al-Shamit, dia berkata, "Rasulullah SAW keluar untuk menjelaskan tentang Lailatul Qadar dan adanya dua orang Muslim yang saling berdebat (tentang Lailatul Qadar)." Kemudian Nabi SAW bersabda, "Aku datang untuk menjelaskan Lailatul Qadar kepada kalian. Namun fulan dan fulan saling berdebat sehingga diangkatlah (Lailatul Qadar). Semoga itu baik buat kalian. Karena itu, carilah Lailatul Qadar pada hari kesembilan, ketujuh dan kelima." (HR Bukhari dan Muslim)
2. Malam ke-27 Ramadhan
لحديث زر بن حبيش قال : قلت لأبي بن كعب : إن أخاك عبد الله بن مسعود يقول : ( من يقم الحول يصب ليلة القدر . فقال : يغفر الله لأبي عبد الرحمن ! لقد علم أنها في العشر الأواخر من رمضان ، وأنها ليلة سبع وعشرين ; ولكنه أراد ألا يتكل الناس ; ثم حلف لا يستثني أنها ليلة سبع وعشرين . قال قلت : بأي شيء تقول ذلك يا أبا المنذر ؟ قال : بالآية التي أخبرنا بها رسول الله - صلى الله عليه وسلم - ، أو بالعلامة أن الشمس تطلع يومئذ لا شعاع لها ) .
Dari Zir bin Hubeisy, dia berkata kepada Ubay bin Ka'ab, "Sampaikan kepadaku tentang Lailatul Qadar. Karena saudaramu, Abdullah bin Mas'ud, ditanya tentang Lailatul Qadar kemudian dia menjawab, 'Siapa yang menghidupkan malam (mengisi malam dengan ibadah) selama setahun penuh, pasti memperoleh malam Lailatul Qadar.'"
Lalu Ubay bin Ka'ab berkata, "Semoga Allah mengampuni Abu Abdurrahman (kun'yah Abdullah bin Mas'ud). Sungguh dia telah mengetahui bahwa Lailatul Qadar itu ada di bulan 10 hari terakhir Ramadhan dan yang itu adalah malam ke-27. Namun dia ingin orang-orang tidak bergantung pada itu, kemudian dia (Abdullah bin Mas'ud) bersumpah Lailatul Qadar ada di malam ke-27."
Kemudian Zir bertanya, "Bagaimana cara engkau mengetahuinya, wahai Abal Mundzir (kun'yah Ubay bin Ka'ab)?" Lalu Ubay menjawab, "Dengan tanda yang telah disampaikan Rasulullah SAW kepada kami, yaitu di pagi harinya matahari terbit tanpa sinar." (HR Ibnu Khuzaimah)
3. Malam Ganjil di Sepuluh Malam Terakhir Ramadhan
Ini berdasarkan pendapat ulama, yaitu di antaranya Madzhab Al-Malikiyah, Asy-Syafi'iyah dan Al-Hanabilah, serta Al-Auza'i dan Abu Tsaur. Mazhab Al-Malikiyah dan Al-Hanabilah bahkan menekankan bahwa Lailatul Qadar jatuh pada malam ke-27 Ramadhan.
Ini tercantum dalam kitab Al-Majmu Syarah Al-Muhadzdzab karya Imam Nawawi. Pendapat yang pertama ini adalah pendapat jumhur ulama.
4. Salah Satu dari 10 Malam Terakhir Ramadhan
Pendapat ini menyebut Lailatul Qadar ada di salah satu malam di sepuluh terakhir Ramadhan, tetapi tidak bisa dipastikan pada tanggal berapa. Menurut pendapat ini, meski tidak diketahui, tanggalnya tidak berpindah-pindah dan setiap tahun selalu jatuh pada malam yang sama. Pendapat ini adalah pendapat resmi Mazhab Asy-Syafi'iyah, sebagaimana yang diriwayatkan oleh Imam Nawawi.
5. Salah Satu dari Semua Malam Ramadhan
Ibnu Abidin dalam kitab Hasyiatu Abdin mengemukakan pendapat yang menyebut bahwa Lailatul Qadar itu ada di sepanjang Ramadhan, sejak malam pertama hingga malam terakhir. Dengan demikian, Lailatul Qadar bisa ada di salah satu malam di sepanjang bulan suci Ramadhan.
6. Malam Pertama Ramadhan
Menurut pendapat ini, Lailatul Qadar jatuh pada malam pertama bulan Ramadhan, dan pendapat ini disampaikan oleh Abi Razin al-Uqaili ash-Shahabi, yang meriwayatkan hadits dari Ibnu Abbas. "Malam Qadar itu jatuhnya pada malam pertama bulan Ramadhan." Pendapat ini terdapat pada kitab Fathul Bari, jilid 4, karangan Ibnu Hajar al-Asqalani.
7. Salah Satu dari 10 Malam di Tengah Ramadhan
Imam Nawawi menjelaskan soal adanya pendapat ini. Sebagian ulama di kalangan Mazhab Syafii ada yang berpendapat demikian. Kemudian Imam ath-Thabari menghubungkan pendapat ini kepada Utsman bin Abil 'Ash dan Hasan Bashri.
8. Malam Ke-17 Ramadhan
Pendapat ini didasarkan pada hadis riwayat Ath-Thabarani dan Abu Syaibah, dari jalur Zaid bin Arqam. Rasulullah SAW bersabda, "Aku tidak ragu bahwa malam 17 Ramadhan adalah malam turunnya Al-Quran."
Dalam hadis yang diriwayatkan dari Ibnu Masud, disebutkan bahwa Lailatul Qadar itu adalah malam yang di siangnya terjadi Perang Badar, berdasarkan firman Allah SWT dalam Surat Al-Anfal ayat 41, "Jika kamu beriman kepada Allah dan kepada apa yang kami turunkan kepada hamba Kami di hari Furqaan, yaitu di hari bertemunya dua pasukan."
9. Malam Ke-19 Ramadhan
Ibnu Hajar menjelaskan bahwa dalil yang menjadi landasan pendapat ini diriwayatkan oleh Abdurrazzaq dari jalur Ali bin Abi Thalib. Imam ath-Thabari menyambungkan hadits itu kepada Zaid bin Tsabit dan Ibnu Masud. Adapun Ath-Thahawi menyambungkan hadits itu kepada Ibnu Mas'ud.
10. Berbeda-Beda Setiap Ramadhan
Dalam pendapat ini, Lailatul Qadar di satu bulan Ramadhan tidak sama dengan Ramadhan tahun berikutnya. Misalnya Lailatul Qadar Ramadhan tahun ini ada di 10 hari terakhir Ramadhan maka berbeda keberadaannya di Ramadhan tahun selanjutnya. Pendapat ini disampaikan mengingat banyaknya perbedaan yang didasarkan pada riwayat yang beragam pula. Seluruh riwayat tidak mungkin ditolak tetapi juga tidak mungkin digabungkan hingga sampai pada satu kesimpulan ihwal kapan jatuhnya Lailatul Qadar.
Sumber:
Buku "Jaminan Mendapat Lailatul Qadar" karya Ahmad Sarwat Lc MA