Roy Suryo Ingin Sirekap yang Kacau tidak Dilupakan Begitu Saja

Pakar telematika Roy Suryo ingin Sirekap KPU yang kacau tidak dilupakan begitu saja.

Edi Yusuf/Republika
Petugas PPK membacakan perolehan suara dari aplikasi sirekap. Pakar telematika Roy Suryo ingin Sirekap KPU yang kacau tidak dilupakan begitu saja.
Rep: Febrian Fachri Red: Bilal Ramadhan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pakar telematika, Roy Suryo, menyayangkan Komisi Pemilihan Umum (KPU) sama sekali tidak menyinggung Sistem Informasi Rekapitulasi (Sirekap) dalam membacakan keputusan hasil Pemilu Serentak 2024. Bahkan KPU menurut Roy sama sekali tidak memberi tahu publik atau meminta maaf lantaran gara-gara Sirekap masyarakat menjadi gaduh mengenai hasil Pemilu.

Baca Juga


“Hal krusial yang sama sekali tidak disebut dalam keputusan hasil Pemilu adalah soal Sirekap. Baik status terakhirnya bagaimana atau bahkan setidak-tidaknya ada permohonan maaf kepada masyarakat karena secara de facto Sirekap telah membuat kerugian besar buat negara,” kata Roy, Rabu Rabu (20/3/2034).

Selain merugikan dan membuat gaduh, Roy menyebut dengan Sirekap, KPU telah blunder membuat kebocoran data masyarakat masyarakat karena server yang digunakan adalah Cloud-Server Alibaba.com di Singapura. Dan KPU kata dia telah menebar Kabar Bohong karena sempat tidak mengakui hal tersebut.

Roy menambahkan dengan tidak disebutkan sama sekali soal Sirekap dalam saat membacakan putusan hasil Pemilu, membuktikan bahwa KPU benar-benar sudah nekad melakukan pembagkangan hukum. Apalagi saat ini kasus Sirekap sedang diproses di Komisi Informasi Pusat (KIP). 

Mantan Menteri Pemuda dan Olahraga itu memandang kasus Sirekap di Pemilu 2024 ini bukan hal sederhana yang bisa dilupakan begitu saja. Karena kata dia sebagaimana pernyataam yang disampaikan oleh ICW dan KontraS bahwa sudah terjadi indikasi korupsi akibat penggunaam anggaran miliarqn rupiah untuk Sirekap yang tidak jelas ujung pangkalnya.

Roy mengatakan persoalan Sirekap harus ditindaklanjuti dengan serius. Sebab jika tidak, modus pemborosan anggaran negara masih akan terus terjadi di Pemilu atau proyek-proyek penting negara di kemudian hari. Ia menilai penyalahgunaan teknologi untuk tujuan membantu kecurangan adalah sebuah kejahatan besar yang tidak bisa ditolelir begitu saja. 

“Kemajuan teknologi seharusnya dimanfaatkan utk Kemaslahatan bangsa, bukan justru sebaliknya dan disambut secara euforia,” ujar Roy.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler