Gerhana Matahari Total 8 April dapat Tingkatkan Jumlah Kecelakaan Mobil Fatal
Saat gerhana terjadi, sekitar 10,3 orang terlibat dalam kecelakaan fatal per jam.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Analisis terhadap kecelakaan mobil selama gerhana matahari tahun 2017 di Amerika Serikat (AS) menunjukkan bahwa gerhana matahari total 8 April dapat menyebabkan peningkatan kecelakaan fatal. Lonjakan kecelakaan tidak terkait dengan kegelapan siang hari yang disebabkan oleh gerhana.
Rekan penulis Dr Donald Redelmeier, seorang profesor kedokteran di Universitas Toronto dan staf dokter di Sunnybrook Health Sciences Centre, mengatakan sebenarnya, “kita melihat penurunan yang signifikan selama satu jam yang melibatkan gerhana.”
“Masalahnya adalah jam-jam sekitar, ketika orang-orang bepergian ke tempat observasi mereka dan terutama setelahnya,” kata Redelmeier kepada Live Science, dilansir Space, Rabu (27/3/2024).
“Kami sangat prihatin dengan perjalanan pulang.”
Selama gerhana tahun 2017, jalur totalitas, rute bayangan bulan melintasi bumi di bawah, sempit, lebarnya sekitar 113 kilometer. Di tengah jalur tersebut, pengamat gerhana dapat melihat sekilas totalitas terlama, yaitu bulan menutupi seluruh wajah matahari. Menurut perkiraan, sekitar 20 juta orang di AS melakukan perjalanan ke kota lain untuk mencapai jalur totalitas.
Selama gerhana matahari total 8 April mendatang, yang berada di jalur tersebut akan dapat menyaksikan totalitas sekitar 2,5 hingga 4,5 menit, tergantung lokasinya. Orang-orang yang berada di luar batas jalur hanya dapat melihat gerhana sebagian saja.
Mengingat gerhana tahun 2017 menyebabkan lalu lintas padat, Redelmeier dan rekan penulis Dr John Staples, seorang profesor klinis di University of British Columbia, ingin melihat apakah gerhana tersebut terkait dengan kecelakaan lalu lintas yang mengancam jiwa. Mereka mengambil data dari Sistem Pelaporan Analisis Fatalitas milik Administrasi Keselamatan Lalu Lintas Jalan Raya Nasional, yang mencatat semua kecelakaan lalu lintas fatal di jalan umum di AS.
Mereka fokus pada periode tiga hari seputar gerhana pada 21 Agustus 2017. Sebagai perbandingan, mereka juga melihat data kecelakaan dari periode tiga sepekan sebelum dan sepekan setelah peristiwa astronomi tersebut.
Mereka menggunakan kalkulator....
Selain itu, mereka menggunakan kalkulator Angkatan Laut AS untuk menentukan waktu setiap kecelakaan relatif terhadap waktu gerhana maksimal, berdasarkan garis lintang dan bujur lokasi kecelakaan.
Secara keseluruhan, gerhana dikaitkan dengan peningkatan kecelakaan fatal sebesar 31 persen, dibandingkan dengan dua rentang waktu perbandingan. Peningkatan tersebut sejalan dengan apa yang terjadi pada hari libur besar, seperti Thanksgiving dan akhir pekan tanggal 4 Juli.
Dengan kata lain, saat gerhana terjadi, sekitar 10,3 orang terlibat dalam kecelakaan fatal per jam, dibandingkan dengan 7,9 orang per jam pada hari perbandingan. “Ini rata-rata menambah satu orang tambahan yang terlibat kecelakaan setiap 25 menit dan satu tambahan kematian akibat kecelakaan setiap 95 menit,” tulis para peneliti.
Risikonya bervariasi dari waktu ke waktu, meningkat di atas rata-rata sebelum gerhana, turun di bawah rata-rata selama gerhana, dan kemudian melonjak hingga tingkat tertinggi, hampir 50 persen di atas rata-rata, setelah peristiwa tersebut. Redelmeier mengatakan peningkatan risiko lebih tinggi terjadi di tempat-tempat dengan langit cerah dibandingkan di lokasi mendung, yang mungkin disebabkan oleh orang-orang yang berkumpul di bawah langit cerah untuk melihat gerhana.
"Yang kami ambil adalah merekomendasikan semua strategi keselamatan standar - strategi tersebut benar-benar berhasil,” kata Redelmeier menjelang gerhana 8 April. Langkah-langkah ini termasuk mematuhi batas kecepatan, meminimalkan gangguan saat mengemudi, memberi isyarat untuk berbelok dan berpindah jalur, serta mengenakan sabuk pengaman.
Perlu dicatat bahwa studi baru ini hanya menyoroti kecelakaan fatal. Meskipun kemungkinan besar lalu lintas gerhana juga dikaitkan dengan kecelakaan yang tidak terlalu parah, Redelmeier menuturkan pihaknya i tidak memiliki data mengenai hal tersebut. Data juga tidak membedakan antara mereka yang melakukan perjalanan untuk menyaksikan gerhana dan mereka yang tidak melakukan perjalanan namun tetap terjebak dalam lalu lintas terkait gerhana.