Puisi dari Kamp Palestina di Lebanon Selatan, Sabra dan Shatila
Renungan kerinduan pengungsi Palestina akan rumahnya yang kini di rampas israel
KICAU SEPASANG BALAM DI GERBANG SABRA-SHATILA
Sepasang mata biru membasah
menatap luruh yang jauh
pada ujung palka atap tersisa
Di ujung tepian sana ada sepasang balam
berdendang riuh
merenda sarang
mengepak sayap
mengepak ranting zaitun sehelai demi sehelai
demi membangun sepetak impian rumah surga
Tanyanya, aku rindukan Ali?
setelah usai amarah karbala
menjemput Fatma yang berangkat tadi pagi
bersama auman burung besi dan lantak mesiu
Ucapnya lagi, aku tak akan mengucurkan air mata
apalagi bersedih
Lihatlah Ali pergi berkuda dengan jubah biru Ayubi
Lalu terbang bersama wewangian Attar
Bersama labuh pujian nyanyian Daud
Dijemput buraq ke kubah emas aqsa
Maka, tak akan punah riduku
Pada sepasang mata biru itu
Di tubir akhir badai November sebelum hujan
Di gerbang Sabhra
Sabra-Shatila 2012