Jelang Idul Fitri, Pemkot Cirebon dan BI Gandeng Ulama Bantu Tekan Inflasi Lewat Dakwah
Ulama diminta untuk menyampaikan pesan-pesan mengenai berbelanja dan berjualan bijak.
REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON -- Ulama, kiai, dan tokoh agama memiliki peran sangat penting dalam membantu pengendalian inflasi. Termasuk dalam momen hari besar keagamaan nasional (HBKN). Pj Wali Kota Cirebon Agus Mulyadi mengatakan, ulama, kiai, dan tokoh agama merupakan sosok yang dihormati. Karena, keilmuan dan ketokohannya. Selain itu, mereka dapat menyampaikan edukasi secara langsung kepada masyarakat dengan bahasa yang lebih mudah dipahami.
"Untuk itu, Pemerintah Daerah Kota Cirebon berharap agar ulama, kiai, dan tokoh agama dapat menyampaikan pesan-pesan mengenai berbelanja dan berjualan secara bijak dalam mimbar masjid, forum keagamaan, maupun media lainnya,’’ ujar Agus, Kamis (28/3/2024).
Selain itu, kata dia, pada momen menjelang Idul Fitri, salah satu masalah musiman yang kerap hadir adalah adanya oknum yang memanfaatkan situasi dengan menaikkan harga. "Pencerahan dari para ulama, kiai, dan tokoh agama sungguh diperlukan agar tumbuh kesadaran masyarakat untuk tidak mencari keuntungan secara sepihak," kata Agus.
Agus menambahkan, Kota Cirebon merupakan daerah perlintasan. Karenanya, pada momen HBKN, perekonomian akan mengalami kontraksi yang cukup signifikan. "Untuk itu kita berupaya menjaga inflasi dan terus bersama-sama menciptakan suasana yang aman dan nyaman bagi warga Kota Cirebon," katanya.
Dialog bersama ulama, kiai, dan tokoh agama dalam rangka pengendalian inflasi menjelang HBKN pun digelar di Kantor Perwakilan Bank Indonesia Cirebon.
Kepala KPw BI Cirebon, Anton Pitono mengatakan, dialog dengan para ulama, kiai dan tokoh agama itu diharapkan bisa menjadi pencerahan bagi masyarakat untuk mengelola keuangan jelang Hari Raya Idul Fitri. "Pada momen menjelang Idul Fitri tentu kita perlu bijak dalam mengelola keuangan, khususnya bijak dalam berbelanja. Kami harap dialog ini bisa memberikan pemahaman terkait upaya pengendalian inflasi ini dengan bahasa yang lebih mudah dipahami, persuasif dan edukatif," katanya.