Nikah dengan Pengusaha dan Menjadi Mualaf, Donna: Saya Dianggap Jual Agama

Donna menjadi mualaf setelah menemukan banyak jawaban di Alquran.

Tangkapan Layar
Pengusaha muslimah, Aina Haq Donna Abdul Latief menceritakan pengalamannya sebagai seorang mualaf dalam webinar Inspirasi Taqorrub-Ilallah Lewat Kisah Perjalanan-Spiritual Para Tokoh Edisi Muslimah/Muallaf Pengusaha, Jumat (29/3/2024).
Rep: Muhyiddin Red: Muhammad Hafil

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Ainahaq Donna Abdul Latief adalah seorang pengusaha muslimah dan mantan jurnalis yang memilih untuk menjadi mualaf. Ia mulai banyak mengenal Islam setelah menikah dengan pengusaha dan mantan Menteri Tenaga Kerja (Menaker) di era Soeharto, Abdul Latief.

Baca Juga


Ia telah memeluk Islam selama 21 tahun. Namun, perempuan bernama asli Donna Louisa Maria ini dibesarkan di dalam keluarga yang taat dengan agama sebelumnya. Sejak kecil, ia telah didik dengan keras, sehingga menjadikannya wanita yang kuat dan lurus dalam menjalankan ibadah.

Dulunya, ia adalah pemeluk agama sebelumnya yang taat. Sejak pagi hari, ia sudah diharuskan berdoa dan pergi ke tempat ibadahnya. Orang tuanya juga menyekolahkannya di sekolah berbasis agama sebelumnya, sehingga sejak kecil ia sudah banyak menghafal doa-doa dan ajaran kitabnya.

Kendati demikian, teman-teman Donna juga banyak yang muslim. Bahkan, di belakang rumahnya ada sebuah masjid. Sehingga, ia sudah sering mendengar adzan. Saat masih muda, dia pun mulai bertanya kepada teman-temannya tentang kewajiban melaksanakan sholat lima waktu dan adanya kitab suci Alquran.

Bahkan, dia mulai membandingkan Alquran dengan kitab-kitab umat terdahulu. “Kemudian saya komparasi dengan Alquran, saya mulai mempelajari di situ ada surat Al Baqarah, surat Al Ikhlas, surat Al Fatihah, mengapa harus ada satu kitab suci lagi yang dipercaya kalian?,” ujar Donna dalam webinar "Inspirasi Taqorrub-Ilallah Lewat Kisah Perjalanan-Spiritual Para Tokoh: Edisi Muslimah/Muallaf Pengusaha”, Jumat (29/3/2024) malam.

Saat itu, Donna juga memiliki pandangan berbeda dengan umat agama sebelumnya yang lain. Pada umumnya, mereka mempercayai bahwa ada sosok nabi yang diyakini sebagai Tuhan, tapi Donna justru mempercayai bahwa sosok itu adalah Nabi yang diutus Allah untuk menyebarkan agama mengenai kebaikan yang tertuang dalam kitab itu.

“Ada pertempuran dalam batiniyah saya pada saat itu,” ucap Donna.

Setelah itu, ia terus penasaran terhadap Alquran dipedomani oleh umat Islam. Menginjak usia 20 tahun, dia sempat bertemu dengan seorang ustadz. Saat itu, ustadz itu bertanya kepadanya mengapa sosok manusia itu disebut putra Tuhan. Padahal, Tuhan itu tidak beranak. Ternyata jawabannya Donna temukan di dalam Alquran. 

"Terus saya jawab, apakah pak ustdaz tidak mempercayai mukjizat? Itu kan pasti juga ada di Alquran. Dan masyaAllah pada saat saya menjadi mualaf dan saya membaca itu semua ada di situ,” kata Donna. 

Setelah lulus kuliah, Donna lalu melamar pekerjaan di Metro TV dan Lativi (TV one). Dia pun  diterima di dua perusahaan televisi itu. Namun, entah kenapa hari Donna lebih condong untuk menjadi jurnalis Lativi. Di situlah ia bertemu dengan Abdul Latief yang kini menjadi suaminya. 

"Pada saat di Lativi ini, saya lihat keluarga Pak Abdul Latief ini begitu religius dengan anak-anaknya. Kita merasa kekeluargaan gitu," jelas Donna. 

Dilamar Abdul Latief...

 

 

Setelah empat tahun bekerja di Lativi, dia pun dilamar oleh Abdul Latief. Kala itu Donna sudah 28 tahun, usia yang sudah tidak muda lagi bagi kaum perempuan. Kebetulan, saat itu Donna juga sedang mencari seorang suami yang pantas untuk menjadi imamnya. 

Karena memiliki wawasan yang cukup luas, Abdul Latief bisa menerima Donna sebagai seorang Katolik. Abdul Latief juga berhasil meyakinkan orang tua Donna. Meskipun usianya berpaut 35 tahun, keduanya pun akhirnya menikah pada 2003.

"Saya waktu itu memang membutuhkan suami yang menjadi imam yang baik buat saya. Akhirnya saya menerima lamaran beliau," kata Donna.

Setelah menikah, Donna akhirnya memilih untuk mengikuti agama suaminya. Dia menjadi mualaf setelah membaca syahadat di Masjid Istiqlal Jakarta. Saat itu, dia tak menyangka sudah bisa melafalkan surat-surat pendek dalam Alquran. 

"Arab itu loh kan susah. Namun, pada saat itu, saya diislamkan di Masjid Istiqlal, dan pak ustadznya juga bingung, itu tidak ada kata-kata satu pun terpatah-patah di situ, dan saya bisa mengucapkan syahadat, surat al-Fatihah, al-Ikhlas, al-Falaq, an-Nas secara lancar," jelas Donna. 

Setelah tiga bulan menjadi mualaf, dia pun seperti seorang sufi yang lebih sering menyendiri dan melaksanakan ibadah puasa. Setelah itu, dia juga diajak untuk melaksanakan ibadah umrah oleh suaminya. 

"Pada saat menikah dengan suami saya, cercaan pada saya itu luar biasa. Karena, saya dianggap menjual agama saya untuk menikah kepada seorang pengusaha. Padahal, keluarga saya baik-baik saja. Keluarga saya adalah keluarga intelektual. Saya bahagia kok sama hidup saya. Tetapi memang dia jodoh saya," ucap Donna. 

Meskipun dituduh seperti itu, Donna hadapi semua itu dengan sikap tawakkal dan penuh kesabaran. "Tidak mudah menjadi seorang mualaf. Apabila dia tidak mendapatkan panggilan dan tidak mendapatkan hidayah, itu tidak mudah," kata wanita kelahiran Jakarta, 29 Maret 1975 ini. 

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler