Bantuan dari Indonesia untuk Palestina-Sudan Diperkirakan Segera Tiba di Mesir

Saat ini di Kota Rafah, Mesir menampung lebih dari 1,5 juta pengungsi Palestina.

Republika/Prayogi
Sejumlah bantuan kemanusiaan berada di Apron Lanud Halim Perdana Kusuma, Jakarta, Jumat (29/3/2024). Pemerintah Indonesia mengirimkan bantuan payung udara orang dan payung udara barang sebanyak 900 buah ke Yordania guna menyalurkan bantuan yang telah terkumpul untuk Palestina melalui metode airdrop. Dengan menggunakan 1 unit Pesawat Hercules C-130 J TNI AU dan sebanyak 27 personel TNI dikerahkan dalam misi tersebut yang akan dilaksanakan selama 10 hari.
Red: Setyanavidita livicansera

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Indonesia melalui Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memperkirakan, pengiriman seluruh bantuan sosial kemanusiaan untuk warga sipil yang menjadi korban konflik Palestina dan Sudan akan tiba di Kairo, Mesir dan Port of Sudan tiga hari ke depan, Kamis (4/4/2024).

Baca Juga


Kepala BNPB, Suharyanto dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Senin, mengatakan bahwa pada Senin malam (1/4/2024) atau Selasa dini hari (2/4/2024) Indonesia akan memberangkatkan Tim Aju ke Kairo, Mesir dipimpin oleh Brigjen Pol (Purn) Ary Laksmana Widjaja dan Port of Sudan dipimpin oleh Brigjen TNI Lukmansyah.

Pemberangkatan Tim Aju tersebut bertugas untuk melakukan koordinasi dengan pihak otoritas di Sudan dan Mesir dengan bantuan KBRI Khartoum dan KBRI Kairo dalam rangka kesiapan delegasi Indonesia yang akan membawa bantuan kemanusiaan untuk warga Sudan dan Palestina, melalui Pemerintah Mesir.

Selanjutnya, pada Rabu (3/4/2024) Indonesia akan memberangkatkan dua delegasi bantuan kemanusiaan ke Sudan dan Mesir yang rencananya dilepas oleh Presiden Joko Widodo dari Bandara Internasional Soekarno Hatta, Jakarta. Pengiriman ke Kairo Mesir akan dipimpin oleh Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Indonesia (Menko PMK), Muhadjir Effendy, sedangkan untuk delegasi ke Port of Sudan, Sudan, akan dipimpin oleh Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto.

“Seluruh delegasi akan tiba di Kairo dan Port of Sudan pada Kamis, 4 April 2024 untuk menyerahkan bantuan kemanusiaan serta melakukan beberapa kegiatan pertemuan dengan otoritas yang terkait di Mesir dan Sudan,” kata dia.

Sebelumnya, Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Luar Negeri menerima nota diplomatik dari Mesir dan Sudan perihal permohonan bantuan kemanusiaan untuk masyarakat di sana yang sedang menghadapi konflik dan wabah penyakit. Dalam nota tersebut, Pemerintah Mesir mengharapkan bantuan Pemerintah Indonesia untuk penanganan pengungsi warga Palestina yang masuk ke wilayah Mesir, sekitar Rafah Mesir (Gurun Sinai Utara), akibat adanya invasi Israel ke wilayah Gaza, Palestina.

Sampai dengan Maret 2024, korban invasi Israel di wilayah Gaza berjumlah 32.333 orang meninggal dunia (12.900 anak dan 8.400 wanita), 74.694 orang luka dan 8.100 orang hilang. Pasca-invasi darat Israel ke wilayah Gaza Utara dan Tengah, penduduk Gaza mengungsi ke wilayah Gaza Selatan - Rafah yang menjadi wilayah paling aman terakhir bagi mereka.

Saat ini di Kota Rafah, Mesir menampung lebih dari 1,5 juta pengungsi Palestina, untuk itu Pemerintah Mesir mengirimkan daftar permohonan bantuan berupa beberapa jenis barang yang sangat dibutuhkan di pengungsian.

Pemerintah Sudan juga mengharapkan bantuan serupa kepada Pemerintah Indonesia untuk masyarakatnya yang menjadi korban konflik internal pemerintahan serta berjangkitnya wabah penyakit Kolera. Sudan mengumumkan setidaknya ada 2.525 kasus dugaan diare atau kolera cair akut yang diderita masyarakat setempat, sehingga membutuhkan peralatan medis, jika tidak segera ditangani, jumlahnya akan semakin meningkat.

Atas dasar kemanusiaan, Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi mengungkapkan, berdasarkan arahan Presiden Joko Widodo, Pemerintah Indonesia akan memberikan bantuan kepada Mesir dan Sudan berupa barang-barang sesuai dengan daftar permintaan yang diajukan oleh masing-masing negara, dengan nilai bantuan sebesar 1 juta dolar Amerika Serikat atau sekitar Rp 15 miliar per negara.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler