Jasa Marga Imbau Pemudik Hindari Waktu Puncak Arus Balik Lebaran 2024

Realisasi arus mudik hingga 11 April 2024 mencapai 1,5 juta kendaraan.

Republika/Prayogi
Sejumlah kendaraan pemudik melitasi Gerbang Tol Cikampek Utama, Jawa Barat, Senin (8/4/2024). Pada H-2 Lebaran 2024 arus kendaraan yang melintas di gerbang tol Cikampek Utama terpantau ramai lancar. Adapun, volume kendaraan yang melintas di gardu masuk GT Cikampek Utama tersebut berasal dari Jakarta menuju ke arah Palimanan.
Red: Lida Puspaningtyas

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Jasa Marga (Persero) Tbk mengimbau pemudik agar menghindari waktu puncak arus balik Lebaran 2024 yang diprediksi terjadi pada Sabtu (13/4/2024) hingga Senin (15/4/2024), sehingga tidak terjebak dalam kemacetan panjang saat kembali dari kampung halaman.

Baca Juga


"Kami perkirakan hari ini masih sekitar 206 ribu kendaraan belum melakukan perjalanan mudik. Jumlah ini merupakan 11,7 persen dari total prediksi Jasa Marga terhadap kendaraan yang melewati empat gerbang tol utama," kata Direktur Utama Jasa Marga Subakti Syukur di Jakarta, Jumat (12/4/2024).

Ia mengatakan total lalu lintas yang mudik ini akan kembali bersama-sama menuju Jabotabek dalam waktu yang cukup singkat pada periode arus balik yang diprediksi puncaknya pada Senin, (15/4/2024). 

Ia menjelaskan realisasi volume lalu lintas mudik atau keluar Jakarta pada periode Lebaran H-7 sampai dengan H+1 Lebaran yakni pada 3 April hingga 11 April 2024 mencapai 1,5 juta kendaraan.

"Jumlah ini meningkat 45,6 persen dibandingkan hari normal dan meningkat 0,8 persen dibanding Lebaran 2023," kata dia.

Ia mengatakan data kendaraan tersebut tercatat keluar Jakarta melalui empat Gerbang Tol (GT) Utama yaitu GT Cikampek Utama, GT Kalihurip Utama, GT Ciawi, dan GT Cikupa.

"Dengan melihat potensi pergerakan tersebut, Jasa Marga menyiapkan sejumlah antisipasi pelayanan arus balik berdasarkan hasil evaluasi pelayanan arus mudik," ujarnya.

Menurut dia, antisipasi yang dilakukan dengan meningkatkan pelayanan lalu lintas, pelayanan transaksi, pelayanan preservasi, pelayanan rest area, serta pelayanan berbasis teknologi.

“Untuk memantau volume lalu lintas serta kapasitas maksimal yang dapat ditampung oleh jalan tol, Jasa Marga menggunakan teknologi Traffic Counting berbasis radar dan CCTV Analytic berbasis Artificial Intelligence (AI)," kata dia.

Selain itu, lanjut dia, data dan informasi ini terintegrasi dalam super-app Jasa Marga Integrated Digital Map (JID) yang dimanfaatkan oleh para pemangku kepentingan selaku pengambil keputusan terutama dalam melakukan rekayasa lalu lintas untuk mengoptimalkan kapasitas jalan tol guna menghindari penumpukan kendaraan.

"Untuk mewujudkan perjalanan arus balik yang lancar, aman, dan nyaman Jasa Marga juga akan terus berkolaborasi dengan para stakeholder terkait seperti Korlantas Polri, Kementerian Perhubungan, Kementerian PUPR, Kementerian BUMN, dan Badan Usaha Jalan Tol lainnya," kata dia.

sumber : ANTARA
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler