AS-Inggris dan Yordania Cegat Drone dan Rudal Iran menuju Israel
Teheran mendesak AS tak ikut campur dalam konflik Iran-Israel.
REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV – Sejumlah negara menyatakan telah mencegat dan menjatuhkan drone serta rudal dari Iran yang menuju Israel. Selain sekutu lama Israel, Inggris dan Amerika Serikat (AS), Yordania juga dilaporkan ikut mencegah serangan dari Iran.
Militer AS mengeklaim telah menembak jatuh pesawat drone Iran yang menuju Israel pada Sabtu, kata tiga pejabat AS, tanpa mengungkapkan berapa banyak drone yang ditembak jatuh atau lokasi tepatnya, dilansir Times of Israel.
Seorang pejabat pertahanan Israel sebelumnya mengatakan bahwa lebih dari 100 drone yang ditembakkan Iran ke arah Israel telah ditembak jatuh di luar wilayah udara Israel.
Kementerian Pertahanan Inggris juga menyatakan bahwa Jet Angkatan Udara Kerajaan Inggris di Timur Tengah “akan mencegat setiap serangan udara dalam jangkauan misi kami yang ada, sesuai kebutuhan” setelah Iran menargetkan Israel dengan drone dan rudal.
“Sebagai respons terhadap meningkatnya ancaman Iran dan meningkatnya risiko eskalasi di Timur Tengah, Pemerintah Inggris telah bekerja sama dengan mitra-mitra di seluruh kawasan untuk mendorong de-eskalasi dan mencegah serangan lebih lanjut,” tambah pernyataan itu.
Reuters melansir, jet-jet tempur Yordania juga menembak jatuh puluhan drone Iran yang terbang melintasi wilayah utara dan tengah Yordania menuju Israel, kata dua sumber keamanan regional. Hal ini disebut sebagai unjuk dukungan dramatis dari Amman, yang telah mengkritik keras tindakan Israel atas perangnya di Gaza.
Sumber tersebut mengatakan bahwa drone tersebut dijatuhkan di udara di sisi Lembah Yordan di Yordania dan sedang menuju ke arah Yerusalem. Lainnya dicegat di dekat perbatasan Irak-Suriah. Mereka tidak memberikan perincian lebih lanjut.
Yordania dalam pekan-pekan belakangan telah diguncang aksi unjuk rasa besar-besaran memprotes sikap diam negara itu atas serangan brutal Israel ke Jalur Gaza. Pengunjuk rasa memenuhi jalan-jalan di Amman dan kota-kota lain dalam aksi-aksi yang dinilai mulai mengancam pemerintahan setempat dan berpotensi meledak menjadi Arab Spring jilid dua.
Misi Iran di PBB mengatakan bahwa mereka memandang serangannya terhadap Israel telah disimpulkan, dan memperingatkan AS untuk tidak terlibat dalam konflik tersebut.
Dalam sebuah postingan di X, Teheran mengatakan bahwa “aksi militernya” dilakukan sebagai respons terhadap “agresi Israel terhadap lokasi diplomatik kami di Damaskus.”
“Masalahnya dapat dianggap selesai,” tambah postingan tersebut. “Namun, jika rezim Israel melakukan kesalahan lagi, tanggapan Iran akan jauh lebih parah. Ini adalah konflik antara Iran dan rezim Israel yang jahat, dan AS JANGAN IKUT CAMPUR!”
Sementara, petugas medis merawat cedera pertama akibat serangan Iran – seorang anak laki-laki berusia 10 tahun dari kota Badui Arad dalam kondisi serius. Layanan ambulans Magen David Adom mengatakan petugas medisnya sedang merawat seorang anak laki-laki berusia 10 tahun di Israel selatan yang terluka akibat serangan Iran.
Anak laki-laki tersebut, yang berasal dari kota Badui dekat Arad, berada dalam kondisi serius, kata MDA. Tidak jelas apakah dia terluka oleh pecahan rudal atau pencegat. Menurut Times of Israel, belum ada laporan korban luka lainnya akibat serangan Iran tersebut.