Diserang Iran, Netanyahu Langsung Mengadu ke Joe Biden
Biden menyatakan tak mau membantu Israel menyerang Iran.
REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV – Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu langsung menghubungi sekutunya Presiden AS Joe Biden begitu Iran melancarkan serangan drone dan rudal balistik dini hari tadi. Biden menjawab bahwa militer AS telah membantu mencegah sebagian besar rudal ke Israel namun masih menolak diseret dalam konflik dengan Iran.
Times of Israel melaporkan bahwa Netanyahu menelepon Biden setelah menyelesaikan pertemuan kabinet keamanan dan kabinet perang di markas militer IDF Kirya di Tel Aviv.
Dalam sambungan telepon itu, Joe Biden diklaim mengatakan kepada Netanyahu bahwa AS tidak akan membantu serangan balik Israel terhadap Iran, mengutip pejabat senior pemerintahan. Axios dan CNN melaporkan bahwa pesan tersebut disampaikan selama panggilan telepon antara pasangan tersebut.
Axios melaporkan bahwa Biden mengatakan kepada Netanyahu bahwa AS akan menentang serangan balik Israel. CNN melaporkan bahwa Biden mengatakan AS tidak akan mengambil bagian dalam tindakan balasan semacam itu.
Joe Biden juga mengatakan secara pribadi bahwa dia khawati Netanyahu mencoba menyeret AS ke dalam konflik yang lebih besar, menurut NBC News, mengutip tiga sumber yang mengetahui duduk perkara itu. Para pejabat senior AS juga khawatir Israel akan bertindak gegabah setelah serangan Iran tanpa mempertimbangkan dampaknya.
Mengutip seorang pejabat senior pemerintah dan seorang pejabat senior pertahanan, laporan tersebut mengatakan bahwa kekhawatiran Gedung Putih datang dari cara Israel melancarkan perangnya di Gaza dan serangan terhadap jenderal senior Iran Jenderal Mohammad Reza Zahedi di Damaskus.
Pada saat yang sama, AS tidak percaya bahwa Israel sedang merencanakan perang besar-besaran dengan Iran, namun mereka tidak dapat memastikannya, menurut para pejabat.
Pejabat pemerintah juga menyuarakan rasa frustrasinya atas serangan di Damaskus yang berujung pada serangan Iran. “Saya kira mereka tidak punya strategi,” kata pejabat itu. “Israel tidak selalu membuat keputusan strategis terbaik.”
Dalam sambungan telepon, Joe Biden mengatakan AS membantu Israel menghancurkan hampir semua drone dan rudal yang ditembakkan ke Israel. Pencegatan itu menggunakan pertahanan dan pesawat yang dipindahkan ke wilayah tersebut selama seminggu terakhir.
“Israel menunjukkan kapasitas luar biasa untuk bertahan melawan dan mengalahkan serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya – mengirimkan pesan yang jelas kepada musuh-musuhnya bahwa mereka tidak dapat secara efektif mengancam keamanan Israel,” kata kantor Biden dalam sebuah pernyataan yang menggambarkan pembicaraannya dengan Netanyahu.
Biden mengatakan dia dan para pemimpin Barat lainnya akan “mengkoordinasikan tanggapan diplomatik yang bersatu” terhadap serangan Iran, yang menunjukkan bahwa tanggapan militer saat ini tidak dibahas. Pernyataan itu mengatakan serangan terhadap Israel hanya menyasar fasilitas militer.
The Guardian melansir, sirene peringatan serangan udara mulai meraung-raung di Yerusalem sebelum pukul 02.00 waktu setempat pada Ahad setelah senjata ditembakkan beberapa jam sebelumnya dari Iran. Militer AS dan Yordania membantu pertahanan udara Israel mencegat serangan pertama yang datang.
Dengan senjata yang diyakini masih berada di udara dalam perjalanan menuju Israel, misi Iran untuk PBB memposting di X: “Aksi militer Iran adalah respons terhadap agresi rezim Zionis terhadap lokasi diplomatik kami di Damaskus. Masalah ini dapat dianggap selesai.”
Namun, mereka mengancam akan mengambil tindakan yang lebih keras dalam menghadapi agresi Israel lebih lanjut dan memperingatkan AS dan Yordania secara khusus untuk tidak membantu Israel.
Laksamana Daniel Hagari, juru bicara militer Israel, sebelumnya mengatakan bahwa Iran melancarkan serangan baru pada Sabtu malam. Ini adalah serangan langsung pertama yang dilakukan Republik Islam terhadap negara Yahudi tersebut. Perkembangan ini bisa membawa kedua negara ke ambang konflik habis-habisan setelah lebih dari satu dekade perang bayangan dan meningkatnya tekanan enam bulan setelah perang Israel di Gaza menyusul serangan Hamas Oktober lalu.
Dilaporkan di televisi Israel bahwa Iran telah meluncurkan lebih dari 100 drone serta rudal jelajah ke arah Israel, dan Iran kemudian mengatakan pihaknya telah menembakkan “gelombang pertama” rudal balistik.
Joe Biden bergegas kembali ke Washington pada Sabtu sore dari perjalanan akhir pekan ke Delaware setelah muncul tanda-tanda serangan oleh Iran akan segera terjadi.
Senjata-senjata Iran diluncurkan hanya beberapa jam setelah Gedung Putih pertama kali mengumumkan bahwa presiden AS akan kembali ke Washington dari rencana akhir pekan di pantai di Delaware, “untuk berkonsultasi dengan tim keamanan nasionalnya mengenai kejadian di Timur Tengah”.
Ada hampir dua minggu spekulasi mengenai kapan, di mana dan bagaimana Teheran atau pasukan proksinya di Suriah, Irak dan Yaman akan menanggapi serangan Israel pada tanggal 1 April terhadap gedung diplomatik Iran di ibukota Suriah, Damaskus, yang menewaskan Jenderal Mohammad Reza. Zahedi, tokoh senior Garda Revolusi Islam Iran, dan delapan perwira lainnya.
Biden segera mengumumkan bahwa Israel belum menyampaikan niatnya kepada AS dan mengatakan ia tidak mengetahui sebelumnya mengenai serangan di Suriah. Hal ini menandakan bahwa, selain blokade Israel di Gaza yang memicu kelaparan, pengaruh AS terhadap Israel juga terbatas.
Sehari sebelum serangan kemarin, Korps Pengawal Revolusi paramiliter Iran di selat Hormuz, 50 mil laut di lepas pantai Uni Emirat Arab, menyita sebuah kapal kontainer yang berafiliasi dengan Israel.