Belajar Mengaji Lebih Mudah dengan Dukungan Kecerdasan Artifisial
Meski tanpa guru, mengaji harus tetap berkualitas dan akurat.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Platform aplikasi digital ngaji.ai menawarkan kemudahan belajar mengaji dengan lebih efektif dan efisien lewat dukungan teknologi kecerdasan artifisial (AI).
"Hal terpenting, pembelajaran mengaji meski tanpa guru harus tetap berkualitas dan akurat," ujar Co-founder ngaji.ai Sutarto Hadi dalam keterangan pers yang dikutip ANTARA, beberapa waktu lalu.
Sutarto mengatakan, saat ini cara efektif untuk belajar mengaji adalah melalui gawai. Karena perangkat tersebut sudah tidak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia. Untuk itu, dia memiliki ide untuk mengembangkan aplikasi ngaji.ai.
Meski tak umum, belajar mengaji memanfaatkan AI bisa jadi lebih efektif dan efisien. Dengan AI, kegiatan belajar mengaji yang umumnya mewajibkan pendampingan guru secara langsung atau tatap muka, kini bisa dilakukan di mana pun dan kapan pun.
Dalam mengembangkan aplikasi tersebut, Sutarto bermitra dengan perusahaan teknologi kecerdasan artifisial PT Novo Indonesia Belajar (Vokal.ai). Lewat teknologi Automatic Speech Recognition (ASR) yang dikembangkan Vokal.ai, pengguna aplikasi akan mendapatkan umpan balik yang akurat secara langsung terhadap cara pengucapan dan pelafalan, seolah-olah sedang belajar dengan guru.
Ngaji.ai juga menyediakan materi beragam dan berjenjang agar pengguna dapat meningkatkan kualitas pembelajaran.
Selain sebagai wadah belajar membaca Al Qur'an, pengguna ngaji.ai juga bisa menumbuhkan jiwa kompetitif dan pembelajaran yang sehat berkat hadirnya fitur Leaderboard, fitur Tadarus dengan audio, dan Latihan Membaca Doa. Pembelajaran yang menyenangkan dinilai dapat membuat kegiatan belajar mengaji menjadi tidak membosankan. Saat ini, ngaji.ai sudah diunduh lebih dari 15.000 kali, baik lewat App Store maupun Google Play Store.
"Melalui aplikasi, kami berharap agar pengguna dapat belajar mengaji kapan saja dan di mana saja. Bahkan, mereka bisa menyesuaikan waktunya sendiri," kata Sutarto yang juga mantan Rektor Universitas Lambung Mangkurat (ULM) Banjarmasin itu.