Serangkaian Serangan Israel ke Iran, dari Bom Hingga Virus

Virus Stuxnet ditemukan di komputer-komputer yang berada di pembangkit nuklir Iran.

EPA-EFE/ABEDIN TAHERKENAREH
Warga Iran merayakan serangan drone Iran terhadap Israel di depan kedutaan Inggris di Teheran, Iran, Ahad (14/4/2024).
Red: Ferry kisihandi

REPUBLIKA.CO.ID, DUBAI – Israel memberikan sinyal akan membalas serangan yang dilakukan Iran pada Ahad (13/4/2024) dini hari. Teheran meluncurkan 300 rudal dan drone sebagai balasan dihantamnya kantor diplomatik mereka di Suriah oleh Israel pada 1 April lalu. 

Baca Juga


Jika Israel akhirnya membalas dengan serangan militer, maka ini bukanlah yang pertama mereka lakukan. Bertahun-tahun Israel menjalankan beragam serangan terutama menargetkan program nuklir Iran yang mereka curigai akan menghasilkan bom nuklir. 

Iran menegaskan program nuklir yang mereka kembangkan merupakan nuklir sipil bukan militer. Berikut serangan-serangan Israel terhadap Iran, dari serangan drone, serangan siber, hingga pembunuhan pada ilmuwan-ilmuwan Iran yang dirangkum Aljazirah, Senin (15/4/2024). 

 

Pembunuhan Ilmuwan Iran 

Januari 2010: Profesor fisika  di Tehran University, Masoud Ali-Mohammadi, dibunuh dengan bom jarak jauh yang dipasang di sepeda motornya. Media pemerintah Iran mengeklaim AS dan Israel sebagai dalangnya. Iran menyebu Mohammadi merupakan ilmuwan nuklir. 

November 2010:Profesor Fakultas Teknik Nuklir pada  Shahid Beheshti University, Teheran yaitu Majid Shahriari meninggal dunia dalam ledakan mobil saat menuju tempat kerjanya. Istrinya terluka. Presiden Mahmud Ahmadinejad menuding ini serangan Israel dan AS. 

Januari 2012: Mostafa Ahmadi Roshan, lulusan teknik kimia dibunuh dengan bom yang ditempatkan di mobilnya oleh seorang pesepeda motor di Teheran. Iran kembali menuding AS dan Israel. Roshan merupakan ilmuwan nuklir yang mengawasi departemen yang bertanggung jawab atas pengayaan uranium di fasilitas nuklir di Natanz. 

November 2020: ilmuwan nuklir ternama, Mohsen Fakhrizadeh dibunuh dalam serangan di jalan yang terjadi di pinggiran Teheran. Ia dijatuhi sanksi oleh PBB pada 2007 dan AS pada 2008. 

Mei 2022: Kolonel Hassan Sayyad Khodaei dari Garda Revolusi Iran ditembak lima kali di luar rumahnya, Teheran. Majid Mirahmadi, anggota Dewan Keamanan Nasional meyakini pembunuhan ini dirancang Israel. 

Baca Juga: Di Luar Nalar, Israel Gunakan Suara Tangisan untuk Kecoh Warga Palestina

Serangan Siber

Juni 2010: Virus Stuxnet ditemukan di komputer-komputer yang berada di pembangkit nuklir Iran, Kota Bushehr. Virus ini kemudian menyebar ke fasilitas lainnya. Sekitar 30 ribu komputer di 14 fasilitas terdampak hingga September 2010. 

Setidaknya 1.000 dari 9.000 sentrifugal di fasilitas pengayaan uranium Natanz dihancurkan. Melalui penyelidikan, Iran menuding Israel dan AS berada di balik serangan virus itu. 

April 2011: Virus Stars terdeteksi oleh badan pertahanan siber yang disusupkan untuk menhancurkan fasilitas nuklir Iran. Lagi-lagi, Iran menyalahkan AS dan Israel atas serangan virus ini. 

November 2011: Iran menemukan virus baru, Duqu yang basisnya ada pada Stuxnet. Para pakar mengungkapkan, Duqu dibuat untuk menghimpun data untuk serangan siber selanjutnya. Mereka meyakini virus ini mempunyai kaitan dengan Israel. 

Israel menggunakan berbagai cara....

April 2012: Iran menyalahkan AS dan Israel atas malware yang disebut Wiper, yang menghapus hard drives komputer milik Kementerian Perminyakan dan National Iranian Oil Company.

Mei 2012: Iran mengumumkan adanya virus Flame yang digunakan untuk mencuri data dari komputer pemerintah. The Washington Post melaporkan, Israel dan AS biasa menggunakannya untuk mengumpulkan data intelijen. 

Moshe Yaalon yang kemudian menjabat wakil perdana menteri tak mengonfirmasi keterlibatan Israel dalam kasus ini tetapi mengakui Israel akan menggunakan berbagai cara untuk merusak sistem nuklir Iran. 

Oktober 2018: Pemerintah Iran menyatakan telah memblokir invasi gerenasi baru virus Stuxnet.

Mei 2020: Serangan siber berdampak pada komputer yang mengendalikan lalu lintas maritime di Pelabuhan Shahid Rajaee, Iran selatan. Ini menyebabkan kapal-kapal mengantre panjang. The Washington Post mengutip sejumlah pejabat AS bahwa Israel dalang serangan ini, meski Israel tak mengakuinya. 

 

Penyergapan dan Serangan Drone Israel

Januari 2018: Agen-agen Mossad menyergap fasilitas keamanan di Teheran, mencuri arsip-arsip rahasia mengenai nuklir Iran. Pada April 2018, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengungkapkan 100 ribu file rahasia yang membuktikan Iran memiliki program senjata nuklir. 

Februari 2022: Mantan perdana menteri Israel Naftali Bennett mengakui dalam opini yang diterbitkan The Wall Street Journal pada Desember 2023 bahwa Israel menyerang drone Iran dan membunuh komandan senior Garda Revolusi pada tahun sebelumnya. 

Mei 2022: Drone-drone kamikaze menargetkan kompleks militer Parchin yang berada di tenggara Teheran. Serangan ini menewaskan seorang insinyur dan menghancurkan sebuah bangunan berisi drone-drone yang dikembangkan Kementerian Pertahanan Iran. 

Januari 2023: Sejumlah drone bunuh diri dikerahkan menyerang fasilitas militer Iran di Isfahan tetapi berhasil ditepis dan tak menyebabkan kerusakan apapun. Dubes Iran untu PBB Amir Saeid Iravani menyatakan penyelidikan mengungkapkan Israel bertanggung jawab atas serangan ini. 

Februari 2024: Jaringan pipa gas di Iran diserang. Menteri Perminyakan Iran Javad Owji menuding ledakan itu merupakan hasil tindakan Israel.

 

sumber : AP/Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler