Puncak Arus Balik, Okupansi Kereta Cepat Menuju Halim Capai 89 Persen

Sebanyak 9.500 penumpang menggunakan Whoosh dari Stasiun Padalarang.

Edi Yusuf/Republika
Penumpang kereta cepat antre memasuki gerbong di Stasun Kereta Cepat Padalarang, Bandung, Jawa Barat, Sabtu (10/2/2024).
Rep: Rahayu Subekti Red: Ahmad Fikri Noor

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) mencatat jumlah penumpang Kereta Cepat Whoosh pada masa libur Lebaran 2024 mencapai puncaknya pada Senin, 15 April 2024. Pada tanggal tersebut, jumlah penumpang yang menggunakan Whoosh mencapai sekitar 21.500 penumpang. 

Baca Juga


“Pada momen puncak arus balik rata-rata okupansi perjalanan Whoosh menuju Stasiun Halim menyentuh angka 89 persen. Adapun seluruh jadwal mulai jam 14.00 WIB hingga 20.30 WIB seluruh tempat duduknya habis terjual 100 persen,” kata GM Corporate Secretary KCIC Eva Chairunisa dalam pernyataan tertulisnya, Selasa (16/4/2024). 

Eva menjelaskan lebih dari 65 persen atau sekitar 14 ribu penumpang yang melakukan perjalanan pada 15 April 2024 merupakan penumpang dengan relasi Padalarang maupun Tegalluar menuju Halim. Tingginya jumlah penumpang tersebut bertepatan dengan berakhirnya masa libur lebaran yang ditetapkan pemerintah.

"Meski terjadi peningkatan yang cukup signifikan dibandingkan hari-hari biasa, seluruh pelayanan di stasiun dan kereta pada momen tersebut berjalan dengan selamat, aman, lancar, dan terkendali," ujar Eva.

Dia menambahkan, sebanyak 9.500 penumpang menggunakan Whoosh dari Stasiun Padalarang. Sementara 4.500 sisanya memilih menggunakan Whoosh dari Stasiun Tegalluar. 

“Tingginya penumpang Whoosh dari Stasiun Padalarang ini dikarenakan konektivitasnya dengan Stasiun Bandung melalui perjalanan KA Feeder,” tutur Eva. 

Eva menambahkan, meskipun puncak arus balik pada angkutan Lebaran sudah terlewati, KCIC masih tetap mengoperasikan 12 perjalanan tambahan hingga 18 April 2024. Melalui data pemesanan tiket hingga akhir pekan ini volume penumpang juga masih terlihat cukup tinggi jika dibandingkan hari biasa.

"Perjalanan tambahan masih diberlakukan untuk mengantisipasi penumpang yang menunda melakukan perjalanan arus balik sesuai dengan kebijakan pemerintah. Dengan banyaknya jumlah perjalanan, penumpang bisa lebih fleksibel dalam membuat rencana perjalanan,” jelas Eva. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler