Erdogan: Netanyahu Biang Kerok Utama Ketegangan di Timur Tengah 

Israel kini mempertimbangkan merespon serangan balasan Iran pada akhir pekan lalu.

EPA-EFE/TOLGA BOZOGLU
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menghadiri konferensi pers dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky (tidak dalam gambar) di Istanbul, Turki 8 Maret 2024.
Rep: Lintar Satria Red: Setyanavidita livicansera

REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan pemerintahnya satu-satunya yang bertanggung jawab atas eskalasi di Timur Tengah. Israel mempertimbangkan merespon serangan balasan Iran pada akhir pekan lalu.

Baca Juga


"Israel mencoba memprovokasi konflik regional, dan serangannya pada kedutaan besar Iran di Damaskus merupakan upaya terakhir," kata Erdogan seperti dikutip dari Aljazirah, Selasa (16/4/2024). Erdogan menambahkan konflik di kawasan yang baru kemungkinan dapat terjadi selama "kekejaman dan genosida" di Gaza berlanjut.

Ia meminta semua pihak untuk bertindak dengan akal sehat. Erdogan juga mengecam Barat karena mengutuk serangan Iran ke Israel tapi tidak pada serangan Israel pada kedutaan besar Iran.

Teheran meluncurkan ratusan drone dan rudal ke Israel pada Ahad (14/4/2024) sebagai balasan atas serangan mematikan ke kantor konsulatnya di Suriah yang menewaskan tujuh perwira termasuk dua jenderal Garda Revolusi pada 1 April lalu. Sementara itu Menteri Luar Negeri Arab Saudi Faisal bin Farhan Al Saud mengatakan de-eskalasi harus menjadi prioritas semua pihak karena Timur Tengah tidak bisa membiarkan konflik lain terjadi.

Pangeran juga mengulangi seruannya untuk gencatan senjata di Gaza. "Upaya-upaya internasional untuk mencapai gencatan senjata di Gaza sama sekali tidak cukup," kata diplomat tersebut. "Kita harus berbuat lebih banyak untuk mengakhiri penderitaan rakyat Gaza," katanya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler