Hujan Lebat dan Banjir Bandang Sebabkan 21 Orang Meninggal di Oman
Sebanyak 1.630 orang telah diselamatkan dan 630 lainnya dievakuasi dalam tiga hari.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hujan lebat dan banjir bandang menyebabkan 21 orang meninggal dunia di Oman, demikian dilaporkan oleh otoritas setempat pada Kamis (18/4/2024). Negara di kawasan Teluk tersebut dilanda hujan lebat yang tiada henti pada pekan ini yang membuat kehidupan menjadi seakan terhenti.
Menurut kantor berita pemerintah ONA, upaya sedang dilakukan untuk mencari dua orang yang hilang setelah terjadi hujan lebat.
Pada Rabu (17/4), Komite Nasional Manajemen Darurat Oman (NCEM) mengatakan sebanyak 1.630 orang telah diselamatkan dan 630 lainnya dievakuasi dalam tiga hari.
Sementara, Kementerian Pertanian mengatakan jumlah air yang tertahan di bendungan negara tersebut mencapai 30,955 juta meter kubik dari curah hujan.
Sebelumnya, Uni Emirat Arab (UAE) mengalami curah hujan terbesar dalam 75 tahun terakhir pada pekan ini, menurut Pusat Meteorologi Nasional negara tersebut sebagaimana dilaporkan kantor berita WAM, Rabu (17/4/2024). Laporan tersebut mengatakan curah hujan besar itu merupakan peristiwa luar biasa dalam sejarah iklim UAE sejak dimulainya pencatatan data iklim.
Pusat Meteorologi Nasional UAE mengatakan kedepannya diperkirakan terjadi curah hujan yang lebih besar dalam beberapa jam mendatang. Maskapai Fly Dubai telah membatalkan beberapa penerbangan karena kondisi cuaca yang buruk, sementara banyak penerbangan lainnya ditunda.
Federasi Sepak Bola UAE juga mengumumkan penundaan semua pertandingan sepak bola lokal yang dijadwalkan pada hari ini, dan tanggal baru akan ditentukan kemudian.
Komite Nasional Manajemen Darurat UAE mendesak warga untuk tinggal di rumah dan mengikuti pedoman keselamatan, serta hanya meninggalkan rumah jika terjadi keadaan yang sangat mendesak.