Pangkoarmada I Kaji Kapal FREMM Ditempatkan di Laut China Selatan

Dua kapal FREMM Class dari Italia akan ditempatkan di wilayah Koarmada I TNI AL.

Dok Fincantieri
Dua kapal FREMM (Frigate European Multi-Mission) produksi Fincantieri akan memperkuat TNI AL.
Rep: Antara Red: Erik Purnama Putra

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Panglima Komando Armada (Pangkoarmada) I, Laksamana Muda (Laksda) Yoos Suryono Hadi berencana menyiapkan kajian untuk usulan penempatan kapal patroli serbaguna (OPV) atau FREMM (Frigate European Multi-Mission) produksi Fincantieri, yang belum lama ini sudah resmi teken kontrak.


Yoos mengatakan, kajian itu nanti diserahkan kepada Pangkoarmada RI Laksamana Madya (Laksdya) Denih Hendrata, untuk kemudian diteruskan kepada pimpinan Markas Besar TNI Angkatan Laut (Mabesal). Yang pasti kapal perang sepanjang 143 meter tersebut akan ditempatkan di wilayah Armada I.

"Kami akan membuat suatu kajian akademis yang akan kami sarankan kepada Bapak Panglima Armada RI dan ke Mabes TNI AL untuk kapal tersebut ditempatkan di Armada I. Namun, keputusannya tetap dari Mabes AL akan ditempatkan di Armada I, Armada II, atau Armada III," kata Yoos saat ditemui di Kompleks Satuan Koarmada I Pondok Dayung, Jakarta Utara, Kamis (18/4/2024).

Baca: Dua FREMM dari Italia akan Jadi Kapal Perang Terbesar TNI AL

Dia menjelaskan, Koarmada I yang membawahi perairan di wilayah barat RI, termasuk di Selat Malaka dan Natuna Utara, membutuhkan kapal patroli yang berkemampuan tinggi. Hal itu dapat terpenuhi dari kapal FREMM produksi galangan Fincantieri asal Italia.

Yoos pun secara terus terang, kapal itu bisa menjaga wilayah terluar peraian RI. Termasuk menjaga Laut Natuna Utara yang berbatasan dengan Laut China Selatan, yang menjadi wilayah konflik dengan sejumlah negara ASEAN dan China.

Baca: Lanal Nunukan Gagalkan Penyelundupan Minyak Kemiri di Sebatik

"Kemarin kontrak untuk FREMM Class dari Italia memang di Koarmada I, kami membutuhkan kapal OPV sejenis itu karena dari konsentrasi geografi dan luas wilayah yang jadi tanggung jawab Koarmada I, terlebih Lautan Natuna Utara, kemudian ancaman juga di utara, pengungsi Rohingya dan banyak kegiatan ilegal di Selat Malaka," kata Yoos.

Kemenhan sudah menekan kontrak pembelian dua kapal FREEM dengan Fincantieri pada 28 Maret 2024. Dua kapal patroli itu, yang dapat ditingkatkan fungsinya menjadi fregat, dijadwalkan tiba di Indonesia masing-masing pada Oktober 2024 dan April 2025.

Baca: Halal Bihalal, KSAL Ajak Prajurit Jalasena Beri Pengabdian Terbaik

Adapun saat ini, KRI Ahmad Yani (351) merupakan kapal perang terbesar yang dioperasikan TNI AL. KRI Ahmad Yani memiliki panjang 113 meter. Adapun kapal FREEM dari Italia memiliki panjang 143 meter.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler