Kompolnas: Polri Harus Sanksi Tegas Bripda YI yang Berkendara Saat Mabuk

Anggota Kompolnas minta Polri beri sanksi tegas Bripda YI yang berkendara saat mabuk.

Dok Polri
Anggota Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas), Poengky Indarti. Anggota Kompolnas minta Polri beri sanksi tegas Bripda YI yang berkendara saat mabuk.
Red: Bilal Ramadhan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) Poengky Indarti meminta Polri memberikan sanksi tegas kepada Bripda YI yang terlibat insiden menabrak pagar kantor Dinas Peternakan Provinsi Riau karena mengemudi kendaraan dalam keadaan mabuk.

Baca Juga


"Kompolnas mengharapkan sanksi tegas dapat dijatuhkan agar ada efek jera," kata Poengky dihubungi di Jakarta, Jumat (19/4/2024).

Peristiwa tersebut terjadi pada Selasa (16/4) di Kota Pekanbaru, Riau. Bripda YI, anggota Satuan Reserse Narkoba Polres Pelalawan, dalam kondisi mabuk saat mengendarai mobil Toyota Forturner milik komandannya Kepala Satresnarkoba hingga menabrak pagar kantor Dinas Peternakan Provinsi Riau.

Mobil berpelat nomor polisi BK 1345 BI dikendarai Bripda YI dengan kecepatan tinggi. Peristiwa itu mengakibatkan Bripda YI mengalami luka-luka. Poengky mengatakan tingkah laku Bripda YI memalukan institusi Polri, yakni dengan cara mabuk mengendarai kendaraan dan menyebabkan kecelakaan.

"Kompolnas menyesalkan masih ada anggota Polri yang bertingkah laku memalukan institusi," katanya.

Kejadian tersebut telah ditangani oleh Bidang Profesi dan Pengamanan (Propam) Polda Riau. Poengky mendukung langkah Propam yang sudah mengamankan Bripda YI dan memberikan sanksi penempatan khusus serta memproses hukum.

Menurut dia, selayaknya anggota Polri menghindari mengonsumsi minuman keras yang berpotensi memabukkan. Selain itu, anggota Polri terikat aturan-aturan disiplin, kode etik dan pidana sehingga dalam bertindak dan bertingkah laku harus sesuai dengan aturan.

"Menjadi seorang polisi berarti harus bersikap selalu melayani, mengayomi, melindungi masyarakat, dan menegakkan hukum," kata Poengky.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler