Tujuh Korban Meninggal dalam Kebakaran Mampang, Gulkarmat: Tak Ada Akses Alternatif Keluar
Bangunan yang digunakan untuk tempat usaha semestinya memiliki minimal dua akses.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebanyak tujuh orang dilaporkan meninggal dunia akibat kebakaran ruko Saudara Frame dan Gallery di Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, pada Kamis (18/4/2024). Para korban dilaporkan terjebak dalam bangunan saat kebakaran terjadi.
Kepala Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) Provinsi DKI Jakarta Satriadi Gunawan mengatakan, ketujuh korban itu diduga tak sempat menyelamatkan diri saat kebakaran terjadi. Pasalnya, bangunan dengan lima lantai itu hanya memiliki satu akses untuk keluar masuk orang.
"Yang meninggal itu dia mungkin enggak punya kesempatan untuk keluar. Jadi (karena) akses yang hanya satu-satunya di bawah itu," kata dia saat dikonfirmasi Republika.co.id, Sabtu (20/4/2024).
Menurut dia, hanya terdapat satu akses di ruko itu akan menjadi catatan evaluasi, khususnya terkait dengan izin usaha dan izin bangunan. Artinya, instansi terkait yang memiliki kewenangan dalam perizinan tempat usaha harus memberikan penekanan atau menganjurkan agar bangunan disesuaikan dengan ketentuan yang berlaku.
Satriadi menjelaskan, bangunan yang digunakan untuk tempat usaha semestinya memiliki minimal dua akses, yang satu aksesnya dapat digunakan untuk jalur penyelamatan. Namun, bangunan yang mengalami kebakaran di Mampang Prapatan hanya memiliki satu akses keluar masuk.
"Kalau dilihat gedung yang kemarin itu, itu hanya satu akses di bawah itu kan. Nah itu makanya, enggak ada kesempatan mereka untuk menyelamatkan diri. Karena api di bawah sudah besar," ujar dia.
Ketika disinggung menegani kemungkinan bangunan yang terbakar itu menyalahi aturan, Satriadi enggan menjawab dengan pasti. Menurut dia, merupakan kewenangan instansi lain untuk memberikan penilaian tersebut.
"Kalau kami dari segi, minimal mereka memiliki alat proteksi kebakaran, seperti APAR, ada smoke detector, ada sprinkler. Harusnya ada. Terus tersedianya akses tangga penyelamatan ada dua. Jangan hanya satu," kata dia.
Satriadi mengakui, terdapat APAR di bangunan yang mengalami kebakaran pada Kamis malam itu. Namun, APAR itu dinilai tak mampu memadamkan api yang diduga bersumber dari ledakan kompresor.
"Masalahnya, kalau dilihat kronologinya itu api karena ledakan kompresor yang ada di sana. Mungkin permasalahannya, ruang itu jadi pabrik atau apa, yang terdapat peralatan yang mengandung risiko," kata dia.
Ia menambahkan, di bangunan itu juga terdapat banyak material yang mudah terbakar, seperti cat, tiner, kanvas, pigura, bingkai, dan kayu. Selain itu, di lokasi kejadian juga terdapat banyak gulungan lukisan yang belum dibingkai.
Berdasarkan laporan Dinas Gulkarmat Provinsi DKI Jakarta, kebakaran terjadi pada Kamis sekitar pukul 19.30 WIB. Setidaknya terdapat 31 unit pemadam kebakaran (damkar) dengan jumlah personel mencapai 100 orang yang diterjunkan untuk menangani kebakaran itu.
Kebakaran itu menyebabkan lima orang mengalami luka-luka dan tujuh orang meninggal dunia. Tujuh orang yang meninggal dunia adalah dua orang perempuan dewasa, tiga orang pria dewasa, satu anak, dan satu balita.