Ketakutan tanpa Henti di Tepi Barat
Situasi di Tepi Barat semakin buruk dari hari ke hari.
REPUBLIKA.CO.ID, TEPI BARAT -- Kepala badan bantuan pengungsi PBB untuk Palestina Philippe Lazzarini mengatakan kekerasan yang dilakukan pemukim Israel berkontribusi pada 'kondisi ketakutan tanpa henti" di daerah pendudukan Tepi Barat. "Situasi di Tepi Barat semakin buruk dari hari ke hari termasuk di kamp-kamp pengungsi (yang banyak diantaranya dioperasikan UNRWA)," kata Lazzarini di media sosial seperti dikutip dari Aljazirah, Ahad (21/4/2024).
"Ini waktunya mengakhiri pendudukan dan mengatasi konflik lama yang tak terpecahkan melalui langkah politik dan komitmen tulus pada perdamaian," tambahnya. Pernyataan ini disampaikan setelah Kementerian Kesehatan Palestina mengatakan 14 orang tewas dalam serbuan Israel ke kamp pengungsi Nur Shams di Kota Tulkarem, Tepi Barat, akhir pekan lalu.
Sebelumnya dilaporkan pasukan Israel membunuh 14 orang Palestina di daerah pendudukan Tepi Barat. Pihak berwenang Palestina mengatakan seorang supir ambulans dibunuh saat hendak membawa korban luka serangan pemukim Yahudi dalam peristiwa yang berbeda.
Pasukan Israel memperluas serangannya di area Nur Shams pada Jumat (19/4/2024) dini hari. Area di Kota Tulkarm itu titik bentrokan dan masih ada baku tembak dengan orang bersenjata pada Sabtu (20/4/2024). Terlihat kumpulan kendaraan militer serta tiga drone Israel dan terdengar suara ledakan di Nur Shams.
Area yang menampung pengungsi perang 1498 dan keturunan mereka. Brigade Tulkarm, salah satu faksi Palestina, mengatakan pejuangnya baku tembak dengan pasukan Israel. Tepi Barat yang panjangnya sekitar 100 kilometer dan lebarnya 50 kilometer menjadi jantung konflik Israel-Palestina sejak wilayah itu direbut Israel dalam Perang 1967.
Perang Gaza membayangi kekerasan yang terus terjadi di wilayah itu. Termasuk serangan rutin pasukan Israel dan pemukim Yahudi ke desa-desa Palestina. Ribuan orang Palestina di Tepi Barat ditahan dan ratusan lainnya dibunuh dalam operasi rutin tentara dan polisi Israel sejak Israel menyerang Gaza.
Tidak hanya kelompok bersenjata tapi remaja yang melempar pasukan Israel dengan batu dan warga sipil yang tidak terlibat. Pada Sabtu, (20/4/2014), pihak berwenang kesehatan Palestina mengatakan setidaknya 14 orang yang dua diantaranya diidentifikasi sebagai anggota kelompok bersenjata dan satu lagi remaja berusia 16 tahun.
Mereka tewas dalam salah satu penyerbuan dengan total korban jiwa terbesar di Tepi Barat selama berbulan-bulan. Seorang pria lain tewas hari Jumat lalu. Militer Israel mengatakan sejumlah anggota milisi tewas atau ditangkap dalam penyerbuan tersebut dan setidaknya empat tentara terluka dalam baku tembak.
Dalam peristiwa terpisah kementerian kesehatan Palestina seorang supir ambulans berusia 50-an tewas ditembak di dekat Desa Al-Sawiya, selatan Kota Nablus. Supir itu dalam perjalanan membawa korban luka dalam serangan ke desa tersebut.
Belum diketahui apakah ia ditembak pemukim Yahudi atau tentara Israel. Militer Israel belum memberikan komentar.