Imam Al Ghazali Ungkap Rahasia di Balik Penciptaan Hewan dalam Surat An Nahl
Allah SWT menciptakan hewan untuk kepentingan umat manusia.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA—Pernahkah Anda berpikir hikmah diciptakannya binatang ternak? Apakah sama sekali tidak berpikir mengapa Allah SWT menciptakan binatang ternak sehingga Anda hanya menjalankan aktivitas rutin memelihara binatang ternak.
Imam Al Ghazali dalam buku Hikmah Penciptaan Semesta mengungkapkan tentang hikmah dari penciptaan binatang ternak. Al Ghazali mengatakan, sesungguhnya Allah SWT menciptakan binatang ternak untuk kemanfaatan hamba-hambanya. Sebagaimana tercantum dalam surat An Nahl ayat 8:
وَّالْخَيْلَ وَالْبِغَالَ وَالْحَمِيْرَ لِتَرْكَبُوْهَا وَزِيْنَةًۗ وَيَخْلُقُ مَا لَا تَعْلَمُوْنَ
Wal-khaila wal-bigāla wal-ḥamīra litarkabūhā wa zīnah(tan), wa yakhluqu mā lā ta‘lamūn(a).
Artinya: "(Dia telah menciptakan) kuda, bagal, dan keledai untuk kamu tunggangi dan (menjadi) perhiasan. Allah menciptakan apa yang tidak kamu ketahui."
Berdasarkan ayat tersebut, kata Al Ghazali, kemanfaatan binatang ternak bagi hamba-hamba-Nya sebagai bentu anugerah dari Allah SWT.
Binatang tersebut diciptakan Allah dengan daging yang tumbuh pada tulang yang keras yang mencengkramnya serta urat dan otot yang kuat yang saling berkelindan satu sama lain.
Allah SWT tidak menjadikannya lembut, kenyal atau juga tidak keras seperti sekokoh batu cadas.
Allah SWT juga menjadikan kulit yang menutupi seluruh badannya untuk lebih menguatkannya karena binatang-binatang ini memang diorentasikan untuk keperluan kekuatan kerja dan angkutan.
Allah SWT juga membekali binatang ternak itu telinga dan mata sehingga bisa mengantarkan manusia kepada keinginkannya.
Sebab jika binatang itu buta dan tuli, manusia tak akan memanfaatkannya sebab tidak bisa mengantarkannya pada lokasi kebutuhannya.
Al Ghazali mengatakan Allah SWT sudah mengetahui bahwa manusia sangat membutuhkan bantuan binatang dalam melakukan pekerjaan.
Jika pun dipaksa akan memakan energi. Maka disitulah binatang diciptakan untuk membantu pekerjaan manusia. Allah SWT mencipatakan binatang beraneka ragam baik laku dan bentuknya sesuai dengan kebutuhan manusia.
Al Ghazali menjelaskan untuk binatang yang dimanfaatkan manusia sebagai makanan, Allah SWT merekayasa sebagai binatang yang tunduk dan menurut dan makanannya pun diciptakan dari tumbuh-tumbuhan (herbivora).
Sementara binatang yang difungsikan untuk angkutan Allah SWT menjadikan binatang bertemperamen tenang dan tidak cepat marah sehingga selalu tunduk dan menerima apa saja muatan dari manusia.
Kemudian binatang dengan temperamen tinggi dan jahat, Allah SWT memfungsikan sebagai penjaga rumah dan berburu. Contoh jenis binatang terakhir ini adalah gajah dan kucing.