Pertunangan Bocah di Madura, Psikolog: Gen Z Aja 'Berat Banget' Nikah, Apalagi Anak-Anak

Pertunangan anak dianggap sebagai perlakuan salah orang tua kepada anak.

Republika
Pernikahan (ilustrasi). Pertunangan anak dinilai sebagai perlakuan salah orang tua kepada anak.
Rep: Antara Red: Qommarria Rostanti

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Momen pertunangan bocah di Sampang, Madura, yang beredar di media sosial cukup mengejutkan. Psikolog remaja dan anak Mutia Aprilia sangat menyayangkan adanya dugaan pertunangan anak itu.

Baca Juga


"Pasti sudah ada pembicaraan akan menikah, menikah itu buat Gen Z yang sudah cukup dewasa saja masih berat banget ya. Apalagi dibicarakan ke anak yang bahkan berpikir abstrak-nya belum terlalu baik," kata Mutia Aprilia di Jakarta, Selasa (23/4/2024).

Mutia mengatakan bahwa pernikahan bukan hanya hal yang abstrak, namun juga rumit. Terlebih bila anak tersebut pada akhirnya menikah, maka pasti akan sangat memengaruhi kondisi psikologis anak.

"Misalnya, dia melihat teman-temannya main, kok dia enggak bisa main sebebas dulu. Itu karena mungkin akan ada banyak ritual pertunangan dan pernikahan nantinya," ujarnya.

Hal senada diungkapkan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kementerian PPPA). Kementerian tersebut menyatakan bahwa pertunangan anak ini merupakan bagian dari perlakuan salah yang dilakukan orang tua kepada anak.

"Ini bagian dari perlakuan salah orang tua dan masyarakat sekitar membiarkan, seolah-olah tidak berdampak pada tumbuh kembang anak," kata Asisten Deputi Pemenuhan Hak Anak atas Pengasuhan dan Lingkungan KemenPPPA Rohika Kurniadi Sari.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler