Pertamina Jamin Kebutuhan BBM Saat World Water Forum di Bali Terpenuhi
Proyeksi konsumsi BBM saat WWF meningkat 10-15 persen dari normal harian.
REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- PT Pertamina Patra Niaga menjamin kebutuhan Bahan Bakar Minyak (BBM) termasuk avtur untuk pesawat udara saat pelaksanaan World Water Forum (WWF) Ke-10 di Bali terpenuhi dengan proyeksi konsumsi meningkat 10-15 persen dari normal harian karena didukung kapasitas stok yang besar.
"Kami pastikan semua layanan energi dan kesiapan sarana prasarana kami di Bali siap mendukung World Water Forum," kata Area Manager Communications, Relations and CSR Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Timur, Bali dan Nusa Tenggara Ahad Rahedi di Denpasar, Bali, Selasa (23/4/2024) lalu.
Ia menjelaskan proyeksi peningkatan konsumsi 10-15 persen itu merupakan angka tertinggi yang diperkirakan realisasinya berpeluang berada pada kisaran 8-9,5 persen, berkaca dari realisasi pelaksanaan agenda internasional serupa.
Ahad juga memastikan proyeksi konsumsi yang meningkat itu sudah tersedia di fasilitas milik BUMN minyak dan gas tersebut di Bali yakni di Terminal BBM Terintegrasi Manggis di Kabupaten Karangasem, Terminal BBM Sanggaran di Denpasar dan Depot Pengisian Pesawat Udara (DPPU) Ngurah Rai.
Menurut dia, Pertamina tinggal menyesuaikan kebutuhan BBM sesuai tren konsumsi mulai beberapa hari sebelum hari H yakni kedatangan hingga keberangkatan kembali ke negara para delegasi World Water Forum.
"Jadi (stok) bukan ditambahkan secara khusus dengan disiapkan lebih, tidak, tapi memang sudah ada untuk sejumlah (proyeksi) itu," ujarnya.
Pasalnya, kapasitas di Terminal BBM Terintegrasi Manggis dan Terminal BBM Sanggaran memiliki kapasitas tampung yang besar. Bahkan, lanjut dia, Terminal BBM Terintegrasi Manggis menjadi salah satu tulang punggung jalur distribusi untuk wilayah di Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Nusa Tenggara Timur (NTT).
Ia menjelaskan untuk kapasitas tangki BBM jenis pertalite misalnya mencapai sekitar 19 ribu kiloliter di Terminal BBM Terintegrasi Manggis dan Terminal BBM Sanggaran, atau jumlahnya tujuh kali lipat dari rata-rata konsumsi harian normal di Bali mencapai sekitar 2.700 kiloliter.
Begitu juga untuk BBM untuk mengisi pesawat udara atau avtur di DPPU Ngurah Rai, kapasitas tampung mencapai sekitar 14 ribu kiloliter, atau lebih besar dari rata-rata konsumsi harian normal mencapai sekitar 1.800 kiloliter.
Ia menambahkan Pertamina memantau stok secara ketat mengingat ketersediaannya bersifat dinamis yakni antara pengiriman ke masyarakat salah satunya melalui SPBU dan penerimaan BBM di Terminal BBM melalui kapal tanker dilakukan secara berkelanjutan.
"Stok sifatnya dinamis, tiap jam bahkan berubah karena ada yang dikirim ke SPBU tapi ada juga diterima di depot atau terminal BBM. Angka ini dinamis, bisa jadi setelah bongkar kapal tanker, hitungan stoknya bisa 12 hari sampai sekian puluh hari," katanya.
Sebagai gambaran, konsumsi normal harian per Januari 2024 di Bali untuk BBM jenis gasoline atau jenis pertalite hingga pertamax turbo mencapai 2.851 kiloliter. Kemudian konsumsi normal harian untuk gasoil yakni solar mencapai 720 kiloliter, LPG subsidi ukuran tiga kilogram mencapai 784 metrik ton, LPG non subsidi mencapai 36 metrik ton dan avtur mencapai 1.890 kiloliter.