WHO: Vaksin Selamatkan 154 Juta Nyawa dalam 50 Tahun

Sebagian besar yang mendapat manfaat dari vaksin ialah bayi.

REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA
Petugas kesehatan meneteskan vaksin kepada anak saat kegiatan Bulan Imunisasi Anak Nasional di halaman Masjid At Taqwa, Sukajadi, Kota Bandung, Selasa (2/8/2022).
Rep: Mabruroh Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- Upaya imunisasi global telah menyelamatkan setidaknya 154 juta nyawa dalam 50 tahun terakhir. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan pada hari Rabu (24/4/2024) bahwa sebagian besar dari mereka yang mendapat manfaat adalah bayi.

"Itu setara dengan enam nyawa yang diselamatkan setiap menit, setiap tahun, setengah abad," kata badan kesehatan PBB, dilansir dari Arab News pada Rabu (24/4/2024).

Dalam sebuah studi yang diterbitkan di Lancet, WHO memberikan analisis komprehensif tentang dampak 14 vaksin yang digunakan di bawah Program Imunisasi yang Diperluas (EPI), yang merayakan hari jadinya yang ke-50 bulan depan.

"Vaksin adalah salah satu penemuan paling kuat dalam sejarah, membuat penyakit yang dulu ditakuti dapat dicegah," kata kepala WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus dalam sebuah pernyataan.

"Berkat vaksin, cacar telah diberantas, polio berada di ambang jurang, dan dengan perkembangan vaksin yang lebih baru melawan penyakit seperti malaria dan kanker serviks, kami mampu mendorong batas-batas penyakit," katanya.

"Dengan penelitian, investasi, dan kolaborasi yang berkelanjutan, kita dapat menyelamatkan jutaan nyawa hari ini dan dalam 50 tahun ke depan," tutur Tedros.

Studi tersebut mengatakan, bayi menyumbang 101 juta nyawa yang diselamatkan melalui imunisasi selama lima dekade. Imunisasi adalah satu-satunya kontribusi terbesar dari intervensi kesehatan apa pun untuk memastikan bayi tidak hanya melihat ulang tahun pertama mereka tetapi terus menjalani kehidupan sehat hingga dewasa.

Lebih dari 50 tahun, vaksin terhadap 14 penyakit seperti difteri, Haemophilus influenza tipe B, hepatitis B, ensefalitis Jepang, campak, meningitis A, pertusis, penyakit pneumokokus invasif, polio, rotavirus, rubella, tetanus, tuberkulosis, dan demam kuning telah secara langsung berkontribusi untuk mengurangi kematian bayi hingga 40 persen, studi tersebut menemukan.

"Untuk Afrika, pengurangannya lebih dari 50 persen," katanya.

Baca Juga


Menurut penelitian, vaksin campak menyumbang 60 persen dari nyawa yang terselamatkan berkat imunisasi. Campak merupakan penyakit infeksi virus yang sangat menular dan utamanya menyerang anak-anak. 

Vaksin polio telah membuat lebih dari 20 juta orang dapat berjalan hari ini. Padahal, jika tidak ada vaksin polio, mereka bisa saja menjadi lumpuh.

Studi tersebut juga menunjukkan bahwa ketika vaksin menyelamatkan nyawa seorang anak, maka orang tersebut akan hidup rata-rata selama 66 tahun dalam kondisi kesehatan penuh. Orang menikmati total 10,2 miliar tahun kesehatan penuh yang diperoleh selama lima dekade.
 
"Keuntungan dalam kelangsungan hidup masa kanak-kanak ini menyoroti pentingnya melindungi kemajuan imunisasi," kata WHO merujuk pada upaya percepatan untuk menjangkau 67 juta anak yang melewatkan setidaknya satu vaksinasi selama pandemi Covid-19.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler