Delapan Orang Meninggal Akibat DBD di Boyolali

Dinkes Boyolali mengimbau warga rutin memeriksa jentik nyamuk.

Republika/Putra M. Akbar
(ILUSTRASI) Tenaga kesehatan mengecek kondisi kesehatan pasien demam berdarah dengue (DBD).
Rep: Antara Red: Irfan Fitrat

REPUBLIKA.CO.ID, BOYOLALI — Ratusan kasus penyakit demam berdarah dengue (DBD) terdata di Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, sejak awal 2024. Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Boyolali melaporkan ada delapan orang yang meninggal dunia akibat DBD.

Baca Juga


Kepala Dinkes Kabupaten Boyolali Puji Astuti mengatakan, sejak Januari hingga April ini tercatat 374 kasus DBD. Selain itu, tercatat 25 kasus dengue shock syndrome (DSS). Pada April ini, menurut dia, ada penurunan tren kasus DBD di Boyolali.

“Kami terakhir mencatat ada tambahan dua kasus DBD pada minggu ketiga bulan April dan minggu keempat ini tidak ada tambahan kasus atau nol kasus,” kata Puji, Kamis (25/4/2024).

Meski demikian, Dinkes Kabupaten Boyolali mengimbau warga tetap waspada akan potensi penyebaran DBD. Seperti secara berkala memeriksa jentik nyamuk di rumah atau lingkungan sekitar. Dinkes juga terus menggerakkan puskesmas di setiap kecamatan bersama kader untuk melakukan upaya-upaya pencegahan dengan gerakan pemberantasan sarang nyamuk.

Bagi warga yang mengalami gejala seperti terjangkit DBD, Dinkes mengimbau agar segera memeriksakan diri ke fasilitas pelayanan kesehatan. “Kami berharap kasus DBD di Boyolali terus menurun dan masyarakat tetap sehat selama menjaga lingkungan masing-masing terjaga bersih, serta bebas nyamuk,” kata Puji.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler