Pertanian RI Disebut Tertinggal, Zulhas: Zaman Orde Baru Kita Lebih Unggul

Saat ini sektor pertanian Indonesia mulai tertinggal.

Republika/Kamran Dikarma
Beberapa menteri Kabinet Merah Putih, bersama Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Tengah, menghadiri acara
Rep: Kamran Dikarma Red: Friska Yolandha

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Menteri Koordinator (Menko) Bidang Pangan Zulkifli Hasan (Zulhas) mengatakan, sektor pertanian Tanah Air hari ini telah tertinggal jauh oleh Vietnam, Thailand, dan China. Menurutnya, situasi demikian berkebalikan ketika Indonesia masih dipimpin mantan presiden Soeharto. 

Baca Juga


Zulhas mengungkapkan, pada masa pemerintahan Soeharto, Indonesia telah mampu swasembada pangan. "Pada zaman Pak Harto, pertanian dibangun begitu intens. Kalau kita lihat sekarang ada irigasi primer, sekunder, tersier, itu peninggalannya Pak Harto," ucapnya ketika berpidato di acara "Dialog Percepatan Musyawarah Desa Khusus Pembentukan Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih" yang digelar di Holy Stadium, Semarang, Jawa Tengah (Jateng), Selasa (6/5/2025). 

Di acara yang dihadiri para kepala desa dari seluruh kabupaten/kota se-Jateng itu, Zulhas turut menyinggung bahwa pabrik-pabrik pupuk serta gudang-gudang Bulog saat ini turut dibangun pada era Soeharto. Ketum PAN itu turut menyanjung pertumbuhan ekonomi RI zaman Orde Baru yang disebutnya rata-rata mencapai 7,5 persen. 

Namun Zulhas menilai, saat ini sektor pertanian Indonesia mulai tertinggal. "Tahun lalu kami impor beras, saya menteri perdagangannya, atas perintah rapat yang dipimpin Bapak Presiden pada waktu itu, kita impor beras tahun lalu 3,6 juta (ton), kita impor jagung tahun lalu 2,8 juta," ucapnya.

"Jadi saudara-saudara, begitu tertinggal pertanian kita, yang pada waktu zaman Orde Baru kita lebih unggul dari China pertaniannya, lebih unggul dari Vietnam, lebih unggul dari Thailand. Saudara-saudara para kepala desa, sekarang kita ketinggalan jauh dari Thailand, Vietnam, apalagi China," tambah Zulhas. 

Oleh sebab itu, Zulhas menyampaikan, salah satu program prioritas pemerintahan Presiden Prabowo Subianto adalah ketahanan pangan. "Alhamdulillah saya tidak cerita panjang, tapi Menteri Pertanian, Wamentan, sudah menyampaikan, memberikan laporan, sampai hari ini kita sudah punya stok beras 3,5 juta ton. Artinya tahun ini, mungkin sampai tahun depan, kita tidak perlu impor beras lagi," ujar Zulhas. 

Selain Zulhas, acara Dialog Percepatan Musyawarah Desa Khusus Pembentukan Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih turut dihadiri beberapa menteri, seperti Menteri Koperasi Budi Arie Setiadi; Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono; Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Yandri Susanto; dan Wakil Menteri Pertanian Sudaryono. Gubernur Jateng Ahmad Luthfi turut berpartisipasi dalam acara tersebut.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler