Flu Singapura Banyak Dialami Anak-Anak di Yogyakarta

Daya tahan tubuh anak-anak belum terbentuk dengan baik dibanding orang dewasa.

EPA/LUONG THAI LINH
Bayi berusia satu tahun yang menderita hand, foot and mouth disease (HFMD) alias flu singapura dirawat di rumah sakit di Hanoi, Vietnam, 1 September 2011.
Rep: Silvy Dian Setiawan Red: Agus raharjo

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA — Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Yogyakarta menyebut kasus flu singapura atau yang disebut penyakit tangan, kaki, dan mulut (HFMD/hand, foot, and mouth disease) lebih banyak menjangkiti anak-anak. 

Baca Juga


“Penyakit ini terbanyak dialami oleh anak-anak di bawah usia 10  tahun atau 14 tahun, dan memang kasusnya terbanyak (ditemukan di umur itu),” kata Kabid Pencegahan, Pengendalian Penyakit, dan Pengelolaan Data Sistem Informasi Dinkes Kota Yogyakarta, Lana Unwanah, Kamis (25/4/2024). 

Lana mengatakan lebih banyak anak-anak yang terjangkit flu singapura dikarenakan penyakit ini berkaitan dengan daya tahan tubuh atau imunitas. Pasalnya, daya tahan tubuh anak-anak belum terbentuk dengan baik jika dibandingkan dengan orang dewasa. 

“Pada anak-anak imunitasnya itu relatif masih belum terbentuk dengan sempurna, belum sebaik orang dewasa,” ucap Lana.

Meski begitu, bukan berarti orang dewasa juga kebal dengan virus ini. Untuk itu, masyarakat diharapkan dapat mewaspadai kemungkinan penularan virus ini, utamanya pada anak anak-anak. “Penyakit ini masuk kategori penyakit menular, artinya bisa ditularkan dari satu orang ke ke orang lain,” jelasnya. 

Lana menuturkan, meski penyakit ini mudah menular, namun tidak gejalanya tidak terlalu parah. “Virus ini mudah menular, tapi tidak menimbulkan keparahan tinggi,” ungkap Lana.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler