Menkeu Israel Desak Mossad Serang Pemimpin Hamas

Israel seharusnya hanya berbicara dengan Hamas melalui tembakan dan bom.

EPA-EFE/ATEF SAFADI
Israeli APCs at a gathering location on the southern Israeli border with the Gaza Strip near Rafah, 25 April 2024. More than 34,000 Palestinians and over 1,450 Israelis have been killed, according to the Palestinian Health Ministry and the Israel Defense Forces (IDF), since Hamas militants launched an attack against Israel from the Gaza Strip on 07 October 2023, and the Israeli operations in Gaza and the West Bank which followed it.
Red: Friska Yolandha

REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Menteri Keuangan Israel Bezalel Smotrich mendesak badan intelijen Mossad untuk menyerang para pemimpin kelompok pejuang Hamas Palestina dan menghancurkan Jalur Gaza sepenuhnya. Pernyataan itu disampaikan setelah media lokal melaporkan sebuah proposal yang diajukan oleh para perunding dan dipaparkan kepada Kabinet Keamanan Israel mengenai kesepakatan pertukaran tahanan dengan Hamas.

Baca Juga


''Waktunya telah tiba bagi Mossad untuk melanjutkan tindakan yang telah dilatih untuk mereka lakukan yaitu menyingkirkan para pemimpin Hamas di seluruh dunia dan tidak (mengambil bagian dalam) perundingan yang telah dilakukan secara tidak bertanggung jawab dan merugikan keamanan Israel,'' ujar Smotrich melalui media sosial X.

Menolak perundingan mengenai kesepakatan pertukaran tahanan dengan Hamas, Smotrich mengatakan bahwa mulai sekarang Israel seharusnya hanya berbicara dengan Hamas melalui tembakan dan bom.

Dia juga menyerukan pasukan Israel untuk memasuki Kota Rafah di Gaza selatan secepat mungkin sebelum melanjutkan perjalanan ke seluruh Jalur Gaza sampai Hamas hancur seluruhnya.

''Ini sangat penting bagi keamanan Israel dan ini juga satu-satunya kesempatan untuk memulangkan para sandera,'' ujar Smotrich.

Pada Kamis (25/4/2024), Kabinet Perang Israel mengungkapkan usulan kesepakatan baru untuk pertukaran tahanan dengan Hamas dan gencatan senjata di Jalur Gaza, menurut media laporan Channel 13 Israel.

Inisiatif baru ini, yang belum diumumkan secara resmi, menuntut antara lain agar Hamas membebaskan lebih dari 20 warga Israel yang disandera.

Kesepakatan itu mungkin tidak mencakup pembebasan 40 sandera yang diminta Israel pada minggu-minggu sebelumnya.

Hamas diperkirakan menyandera lebih dari 130 warga Israel. Sementara Tel Aviv menahan lebih dari 9.100 warga Palestina di penjara-penjaranya.

Hamas menuntut diakhirinya serangan mematikan Israel di Jalur Gaza dan penarikan pasukan Israel dari wilayah tersebut, untuk kesepakatan pertukaran sandera-tahanan dengan Tel Aviv.

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler