Menanti Shin Tae-Yong yang Punya Antitesis untuk Permainan Mengerikan Uzbekistan U-23

Uzbekistan sangat andal menekan, tapi Shin Tae-yong punya jawabannya.

Dok PSSI
Pelatih Timnas U-23 Indonesia Shin Tae Yong bersama para pemain melakukan selebrasi seusai berhasil mengalahkan Timnas U-23 Korea Selatan pada babak perempat final Piala Asia U-23 2024 di Stadion Abdullah bin Khalifa, Doha, Jumat (26/4/2024) dini hari. Indonesia melaju ke semifinal Piala Asia U23 setelah mengalahkan Korea Selatan lewat babak adu penalti.
Red: Gilang Akbar Prambadi

REPUBLIKA.CO.ID, DOHA -- Timnas Uzbekistan U-23 adalah tim dengan catatan terbaik di Piala Asia U-23 2024 sejauh ini. Mereka mengalahkan seluruh lawan sejak awal turnamen, mencetak 12 gol, dan tak pernah kebobolan. 

Baca Juga


Uzbekistan sangat andal menekan. Guna menghadapi tim bergaya menekan seperti Uzbekistan, balik tekan seperti dikenalkan Rangnick, adalah jawabannya.

Itu pula yang dilakukan Arab Saudi pada perempat final lalu. Saudi bermain agresif dengan bahkan menerapkan pola bermain man-to-man marking

Walau tak berhasil menaklukkan Uzbekistan yang juga lawan Saudi dalam final edisi 2022, Green Falcons berhasil merontokkan dominasi Uzbekistan yang dalam tiga pertandingan sebelumnya selalu menjadi tim yang mendominasi penguasaan bola.

Dalam laga itu pula, akurasi umpan Uzbekistan jatuh dari biasanya 87 persen menjadi 71 persen. Untuk pertama kalinya pula selama turnamen ini, Uzbekistan diungguli tim lain dalam penguasaan bola.

Indonesia bisa meniru apa yang sudah dilakukan Saudi, dengan menambal kekurangan-kekurangannya agar tak bernasib sama seperti sang juara bertahan.

Tapi bisa juga tetap setia dalam formasi tiga bek seperti sudah dimainkan dalam empat laga sebelumnya. Uzbekistan sendiri tak pernah menghadapi tim yang memasang tiga bek tengah dalam sistem permainannya.

Gabungan man-to-man marking, counter-pressing, dan disiplin tinggi, bisa menjadi formula ampuh dalam memupus impian Uzbekistan menjuarai Piala Asia U23 untuk kedua kalinya setelah dua tahun lalu gagal melakukannya.

Di sini, Shin Tae-yong menjadi sangat instrumental. Kejelian dalam memasang strategi dan melibatkan pemain-pemain yang tepat yang selama ini sudah sering dia lakukan, menjadi kunci dalam pertandingan semifinal esok malam itu.

Shin sudah sering melakukan hal itu dalam banyak kesempatan, termasuk yang paling dikenal publik saat menjungkalkan Jerman pada Piala Dunia 2018 yang saat itu berstatus juara bertahan dan berperingkat FIFA paling tinggi di dunia.

Jerman yang memainkan sepak bola tekanan tinggi disertai tempo tinggi dan membangun serangan sejak lini belakang, kalah cepat melawan Korea Selatan. Kecepatan berlari skuad Jerman saat itu adalah 27,03 km per jam, sedangkan Korea Selatan 28,18 km per jam.

Dalam kata lain, Jerman yang rata-rata pemainnya lebih tua kalah jelajah lapangan dari Korea Selatan yang rata-rata berusia lebih muda.

Cara yang sama bisa diterapkan Shin kepada Rizky Ridho cs yang merupakan skuad kedua termuda setelah Vietnam dalam Piala Asia U23 edisi 2024, untuk menjinakkan Uzbekistan yang eksplosif.

Intinya, untuk mengimbangi lawan yang terus menekan, maka bermain dalam fisik yang prima dan selalu berusaha lebih cepat dari lawan, bisa menjadi jalan untuk mencatat kemenangan bersejarah lainnya.

Bisakah Garuda Muda melakukannya? Bisa! Menjinakkan Korea Selatan yang juga selalu berusaha menjadi tim lebih menekan dari laga ke laga dan, seperti Uzbekistan, masuk gelanggang sebagai tim yang tak pernah kebobolan, adalah bukti Garuda Muda kini bisa melakukan apa saja.​​​​​

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler