Realisasi Meningkat, Bahlil Sebut Indonesia Lewati Tahun Politik dengan Baik
Bahlil menilai hal tersebut sangat menggembirakan.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Investasi atau Kepala BKPM Bahlil Lahadalia mengatakan realisasi investasi masih terjaga dengan baik pada kuartal I 2024. Bahlil menilai hal tersebut sangat menggembirakan mengingat adanya pemilu pada awal tahun.
"Tahun penuh dinamika karena saat tahun politik itu lazim dalam ekonomi selalu terjadi wait and see. Meski ada dinamika, kita berhasil lewati dengan baik," ujar Bahlil saat konferensi pers realisasi investasi kuartal I 2024 di Jakarta, Senin (29/4/2024).
Bahlil menyampaikan Indonesia juga secara intens memantau perkembangan terkini akibat memanasnya tensi geopolitik dunia akibat perang Rusia dan Ukraina hingga Israel dan Palestina yang juga melebar ke Iran.
"Ini tantangan baru bagi kita, tidak hanya pada konteks fiskal, tetapi pada konteks investasi karena ini terkait dengan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS," ucap Bahlil.
Bahlil menyampaikan target investasi 2024 memang sangat tinggi dalam menjawab turunnya defisit APBN sebesar tiga persen. Bahlil mengatakan peningkatan investasi menjadi salah satu cara menjaga pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap di atas lima persen.
"Tahun ini bapak presiden Jokowi memerintahkan kami target investasi sebesar Rp1.650 triliun. Ini angka pertama dalam sejarah republik Indonesia. Ini bukan sedikit dan dalam RPJM itu sebesar Rp 1.239,3 triliun itu dalam RPJM, tapi dinaikkan menjadi Rp 1.650 triliun," sambung Bahlil.
Hingga kuartal I 2024, Bahlil mengatakan, realisasi investasi mencapai Rp 401,5 triliun atau 24,3 persen dari target Rp 1.650 triliun yang diminta Jokowi. Bahlil menilai pencapaian ini juga berkat kolaborasi banyak pihak untuk jemput bola dan mendorong akselerasi investasi di sejumlah daerah.
Bahlil mengatakan investasi asing atau penyertaan modal asing (PMA) pada kuartal I 2024 sebesar Rp 204,4 triliun atau tumbuh 10,9 persen dari kuartal IV 2023. Bahlil menyebut hal ini bukti nyata kepercayaan global terhadap Indonesia.
"Bayangkan, dunia dalam kondisi ekonomi yang tidak menentu, tidak ada kepastian, tetapi foreign direct investment kita masih alhamdulillah terjaga. Ini terjadi karena kolaborasi kerja sama yang baik antara arahan bapak presiden, arahan Pak Menko dan kementerian teknis," kata Bahlil.