Semua Negara Lanjut Danai UNRWA, Kecuali Inggris, Austria, dan Swiss

UNRWA dapat beroperasi hingga Juni dengan diumumkannya dana kontribusi baru.

EPA-EFE/MOHAMMED SABER
Rakyat Palestina meninggalkan Rafah dan utara Jalur Gaza mengungsi ke wilayah barat Deir Al Balah di selatan Jalur Gaza pada 23 April 2024. Israel akan serang Rafah.
Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- Komisaris Jenderal UNRWA Philippe Lazzarini pada Selasa mengatakan semua negara, kecuali Inggris, Austria, dan Swiss, melanjutkan pendanaan ke badan PBB yang mengurusi pengungsi Palestina tersebut. Sementara itu, Amerika Serikat belum memutuskan hingga Maret 2025 apakah akan melanjutkan pendanaan atau tidak.

"Amerika Serikat dengan jelas mengindikasikan bahwa mereka akan membekukan penangguhan tersebut hingga Maret 2025. Inggris belum mengambil keputusan karena dilarang kongres," kata Lazzarini pada konferensi pers di Jenewa.

Lazzarini menyebut bahwa belum ada keputusan yang diambil oleh Austria dan Swiss. "Jadi ketiga negara tersebut masih melakukan penangguhan, semua negara lainnya sudah melanjutkan," katanya.

Soal penangguhan dana bantuan oleh Italia, Lazzarini mengatakan bahwa negara itu belum berkontribusi ke UNRWA sejak pemerintah baru berkuasa.

"Dengan diumumkannya kontribusi baru kepada UNRWA, kami dapat tetap beroperasi hingga Juni dan berencana melanjutkan operasi hingga Agustus,” kata dia.

Baca Juga


Lazzarini menjelaskan bahwa dana sebesar 257 juta dolar AS (sekitar Rp4,1 triliun) masih ditangguhkan. Dia juga mengatakan Israel belum mengeluarkan perintah evakuasi kepada warga Palestina di Kota Rafah di Jalur Gaza selatan di tengah rencana serangan militer Israel.

"Masyarakat belum diminta untuk mengungsi dari Rafah, tetapi jika tidak ada kesepakatan pekan ini, hal itu (serangan Israel) bisa terjadi kapan saja," ujar dia.

Lazzarini menyebut bahwa saat ini ada kecemasan luar biasa di Gaza tentang rencana serangan militer tersebut. Soal kondisi pangan, dia mengatakan, sekarang pasokan makanan sudah lebih banyak tersedia di pasar, tetapi tidak mudah diakses karena tidak ada uang tunai yang beredar. Jumlah pangan pun tidak cukup untuk mengatasi kelaparan.

Lazzarini menekankan bahwa UNRWA masih belum memiliki akses ke Gaza utara. Setiap kali pihaknya memberangkatkan konvoi bantuan ke utara dari selatan, mereka ditolak oleh Israel.

"Selain itu, proses untuk mendapatkan izin pengiriman ke tempat lain di wilayah kantong Palestina itu rumit dan sangat tidak praktis," kata Lazzarini.

sumber : Antara, Anadolu-OANA
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler