Menparekraf: Umroh dan Haji Jadi Peluang Usaha Buat Santri
Umroh dan haji tahun lalu mampu hasilkan nilai hingga lebih kurang Rp 65 triliun.
REPUBLIKA.CO.ID, BALIKPAPAN -- Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno menyebut ekonomi kreatif umroh dan haji merupakan peluang usaha serta lapangan kerja buat santri.
"Para santri berpotensi menjadi pelaku industri digital umroh dan haji. Indonesia sendiri sudah ditetapkan sebagai destinasi wisata halal terbaik nomor satu di dunia," kata Sandi di Kota Balikpapan, Provinsi Kalimantan Timur, Rabu (1/5/2024).
Ekonomi kreatif umroh dan haji dari Indonesia tercatat satu tahun ke belakang mampu menghasilkan nilai hingga lebih kurang Rp 65 triliun. Para santri dan santriwati harus memiliki kemampuan mencetak produk berkualitas dan cara menjual dalam bentuk konten digital agar dapat meningkatkan penghasilan.
Penjelasan itu disampaikan Sandi saat memberikan materi pembekalan pada kegiatan Santri Digitalpreneur 2024 di Pondok Pesantren Hidayatullah terletak di ujung timur Kota Balikpapan hingga empat hari ke depan.
Indonesia memilik 38 ribu pesantren dengan sekitar lima juta santri maupun santriwati. Menurut Sandi, dengan potensi itu, santri jadi prioritas untuk menjadi digitalpreneur salah satunya di ekonomi kreatif umroh dan haji.
Ia mengatakan akan bertemu duta besar Arab Saudi dan para menteri untuk mengembangkan ekosistem ekonomi kreatif umroh dan haji.
"Harapan kami, kegiatan Santri Digitalpreneur tahun ini (2024) bisa kompliet menumbuhkembangkan usaha digital," tambahnya.
Sandi berpesan, santri dan santriwati harus bisa membawa semangat dari hasil kegiatan digitalpreneur ini. Apalagi, mereka sudah memiliki ilmu agama yang kuat.
Para santri dan santriwati melengkapi ilmu digital terutama dari segi ekonomi digital agar menjadi talenta yang bermanfaat. Salah satunya dengan mengikuti pelatihan peningkatan kapasitas menghadapi tantangan industri digital kreatif melalui kegiatan Santri Digitalpreneur.
Apalagi ada bonus demografi dengan sebagian wilayah Provinsi Kalimantan Timur ditetapkan sebagai kawasan ibu kota negara baru Indonesia. Di mana ada potensi lapangan kerja buat para santri dan santriwati yang sangat terbuka lebar.
"Santri dan santriwati Indonesia diharapkan tidak lagi menjadi pencari kerja tetapi menciptakan lapangan kerja. Kemenparekraf menargetkan sekitar 4,4 juta lapangan kerja baru berkualitas di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif di seluruh Indonesia," kata Sandi.