Ajak Doakan Korban Perang, Paus Fransiskus: Industri Senjata Ambil Untung dari Kematian

Paus mengatakan mendapat keuntungan dari kematian adalah hal yang sangat buruk.

AP/Andrew Medichini
Paus Fransiskus meminta umat Katolik untuk berdoa bagi perdamaian dan korban perang. Ia menyebut industri senjata ambil keuntungan dari kematian.
Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, ATHENA -- Pemimpin Gereja Katolik Paus Fransiskus pada Rabu (1/5/2024) mengecam industri senjata yang disebutnya "mengambil keuntungan dari kematian". Di depan khalayak di Vatikan pada Audiensi Umum Rabu, dia mengatakan bahwa saat ini, investasi yang menghasilkan pendapatan terbesar adalah pabrik-pabrik senjata.

"Mendapat keuntungan dari kematian adalah hal yang sangat buruk," katanya seperti dikutip Vatican News.

Fransiskus meminta umat Katolik untuk berdoa bagi perdamaian. Ia juga menyerukan doa bagi mereka yang menderita akibat perang di Ukraina dan Palestina.

"Perang selalu menjadi kekalahan," kata dia.

Fransiskus juga menyoroti kondisi parah yang dialami pengungsi Rohingya di Myanmar akibat perang saudara.

"Mari kita berdoa demi perdamaian, mari kita meminta perdamaian sejati bagi mereka dan seluruh dunia," katanya.

Baca Juga


Israel akan Serang Rafah

Sementara itu, Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus pada Selasa (30/4/2024) mengatakan dia prihatin dengan rencana invasi darat Israel ke Kota Rafah di Gaza selatan. Rafah dihuni lebih dari satu juta warga Palestina yang berlindung dari perang Israel-Hamas.

"Invasi besar-besaran di Kota Rafah akan menjadi bencana kemanusiaan. Kami minta Israel membatalkan (rencana) itu," kata Tedros di platform media sosial X.

"Kami mendesak semua pihak untuk mengusahakan gencatan senjata dan perdamaian yang kekal," ujar Tedros.

Pernyataan Tedros itu muncul setelah Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada Selasa menyatakan tekadnya untuk menyerang Rafah. Itu diungkapkannya meski ada laporan tentang kemungkinan perjanjian gencatan senjata dengan Hamas.

sumber : Antara, Anadolu-OANA
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler