WHO: Invasi Israel ke Rafah Bisa Jadi Bencana Kemanusiaan
Lebih dari satu juta warga Palestina berlindung di Rafah dari serangan Israel.
REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus pada Selasa (30/4/2024) mengatakan dia prihatin dengan rencana invasi darat Israel ke Kota Rafah di Gaza selatan. Rafah dihuni lebih dari satu juta warga Palestina yang berlindung dari perang Israel-Hamas.
"Invasi besar-besaran di Kota Rafah akan menjadi bencana kemanusiaan. Kami minta Israel membatalkan (rencana) itu," kata Tedros di platform media sosial X.
"Kami mendesak semua pihak untuk mengusahakan gencatan senjata dan perdamaian yang kekal," ujar Tedros.
Pernyataan Tedros itu muncul setelah Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada Selasa menyatakan tekadnya untuk menyerang Rafah. Itu diungkapkannya meski ada laporan tentang kemungkinan perjanjian gencatan senjata dengan Hamas.
Netanyahu mengatakan militer Israel akan mendatangi Rafah untuk menghancurkan pasukan Hamas di sana "dengan atau tanpa perjanjian". Israel terus membombardir Gaza sebagai balasan atas serangan lintas batas Hamas pada 7 Oktober lalu yang menewaskan sekitar 1.200 orang.
Lebih dari 34.500 warga Palestina, kebanyakan perempuan dan anak-anak, terbunuh. Sementara itu, ribuan orang lainnya terluka di tengah kehancuran massal dan krisis kebutuhan pokok.
Selama lebih dari enam bulan perang Israel, sebagian besar wilayah Gaza hancur. Sebanyak 85 persen penduduknya mengungsi di tengah kelangkaan bahan makanan, air bersih, dan obat-obatan akibat blokade oleh Israel, menurut PBB.