VP Toyota Ungkap Alasan Masyarakat Pilih Mobil Hybrid
Penjualan mobil hybrid Toyota naik 6,4 persen di kuartal pertama 2024.
REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Vice President Director PT Toyota-Astra Motor (TAM), Henry Tanoto, menjelaskan alasan masyarakat memilih mobil hybrid. Ia mengatakan, faktor irit bahan bakar, minim emisi dan masih bisa berkontribusi kepada lingkungan menjadi sebab utama.
"Hybrid banyak customer feedback irit bahan bakar, satu liter untuk 31 kilometer. Kedua dari emisi banyak beli hybrid karena ingin kontribusi ke lingkungan," kata Henry saat ditemui media dalam acara penghargaan Toyota Dream Car Art Contest (TDCAC) ke-17 di Taman Lalu Lintas, Bandung, Kamis (2/5/2024).
Henry mengatakan di Toyota, penjualan mobil HEV (hybrid electric vehicle) sampai pada kuartal pertama 2024 meningkat menjadi 6,4 persen secara total penjualan.
Sementara mobil listrik pada kuartal yang sama tahun ini mencapai 2,8 persen dari total penjualan. Artinya komposisi mobil hybrid keluaran Toyota masih sekitar 70 persen mendominasi total penjualan dibandingkan mobil listrik atau EV.
Namun ia juga tidak memungkiri peminat mobil listrik semakin meningkat karena transformasi ke mobil listrik semakin dikembangkan pemerintah Indonesia. Ia mengakui ada segmen masing-masing untuk tiap tipe.
"Ada segmennya masing-masing, penetrasi di EV akan meningkat dengan adanya model baru dan infrastruktur yang step by step membaik. Hybrid juga akan meningkat karena masih dirasa sesuai dengan kebutuhan mobilitas mereka," ucap Henry.
Henry mengatakan alasan lain masyarakat masih memilih mobil hybrid adalah karena tidak perlu memikirkan tempat pengisian daya baterai. Harga jualnya masih sangat baik.
Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, Toyota juga akan terus meningkatkan produksi mobil elektrik berbasis baterai dalam dua tahun ke depan dan tetap akan meluncurkan mobil berbasis hybrid tahun ini. Pihaknya juga akan terus mengutamakan pengalaman pengguna dengan infrastruktur yang memenuhi kebutuhan pengguna dalam ekosistem mobil listrik seperti stasiun pengisian daya, penyediaan baterai untuk motor listrik dan ketersediaan layanan reparasi.
"Kalau ingin penetrasi di EV tidak hanya model-model baru yang harus keluar tapi juga ekosistem yang lebih baik, Toyota dan Astra juga ingin membangun yang lebih baik seperti charging station dan reparasi," katanya.