Putri Abu Bakar Tolak Tumpangan Nabi Muhammad SAW demi Jaga Perasaan Suami
Asma adalah orang ke-18 yang masuk Islam di Makkah lalu hijrah ke Madinah.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Asma, putri Abu Bakar Ash Shiddiq, adalah istri Zubair bin Awwam. Asma binti Abu Bakar mengeluarkan sejumlah riwayat tentang perjalanan hidupnya, termasuk setelah pernikahannya dengan Zubair bin Awwam.
Ketika dinikahi Zubair bin Awwam, Asma mengatakan mereka tidak memiliki apa-apa kecuali kuda milik Zubair. Asma merawat kuda tersebut dan memberinya makan.
"Aku juga harus menumbuk biji kurma untuk pakan unta," kata Asma.
Dikutip dari Ibunda para Ulama karya Sufyan bin Fuad Baswedan bahwa dahulu unta menjadi sarana untuk mengambil air dari sumur dan mengairi kebun. Adapun unta tersebut ada setelah Zubair memiliki sejumlah harta seperti kebun, dan sebagainya. Kebun tersebut adalah sepetak tanah pemberian Nabi Muhammad SAW.
Diceritakan kembali bahwa Asma juga mencari air dan mengadon roti. Sering pula dia membawa sekeranjang biji kurma dari kebun Zubair yang berjarak sekitar 2 mil atau 3,2 kilometer dari rumahnya. Biji kurma ini nantinya ditumbuk untuk menjadi pakan ternak.
Suatu kali, ketika Asma mau pulang ke rumah berpapasan dengan Nabi SAW dan beberapa sahabat, sementara di atas kepala Asma ada keranjang berisi biji-biji kurma. Dalam kondisi itu, Nabi SAW pun merebahkan unta beliau dan menawarkan tumpangan untuk Asma.
Selanjutnya...
"Aku merasa malu dan ingat akan Zubair, betapa ia akan cemburu jika ketahuan aku ikut tumpangan Rasulullah. Kemudian beliau pun berlalu," kata Asma dalam kisah yang diriwayatkannya.
Sesampainya di rumah, Asma binti Abu Bakar pun cerita kepada Zubair bin Awwam soal tadi di mana dia ditawarkan tumpangan oleh Rasulullah SAW untuk naik ke atas unta beliau.
Mendengar cerita tersebut, Zubair berkata, "Sungguh keluarnya dirimu dari rumah dengan membawa biji kurma itu lebih terasa berat bagiku daripada ikut tumpangan Rasulullah SAW."
Dari kejadian itulah, seperti termaktub dalam kitab As-Siyar, Abu Bakar mengirim seorang pembantu untuk Asma, sampai dia tidak lagi mengurus kuda Zubair. "Sungguh, aku seperti menjadi sahaya yang telah dimerdekakan karenanya."
Sejarawan Muslim Ibnu Ishaq pernah menyampaikan ihwal sosok Asma binti Abu Bakar. Dia menyebut Asma sebagai orang ke-18 yang masuk Islam di Makkah lalu hijrah ke Madinah dalam keadaan hamil sembilan bulan.
Saat tiba di Madinah, Asma menjadi orang pertama dari kelompok Muhajirin yang melahirkan anak di Madinah. Anak tersebut ialah Abdullah bin Zubair.