Haji Mabrur Lebih Mulia daripada Dunia dan Isinya
Banyak keutamaan dari orang yang mendapat haji mabrur.
REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Ibadah haji termasuk dari rukun Islam, karenanya ibadah haji wajib dikerjakan oleh umat Islam yang mampu dalam segala aspek untuk menjalankan ibadah haji.
Imam Al Ghazali dalam kitab Ihya Ulumuddin menjelaskan bahwa dalam hadits Nabi Muhammad SAW dikatakan bahwa haji yang mabrur, baik dan lurus di jalan Allah SWT lebih baik dari dunia dan segala isinya.
Nabi Muhammad SAW juga pernah bersabda, "Haji mabrur, haji yang baik dan lurus di jalan Allah SWT lebih mulia daripada dunia dan segala isinya. Tidak ada balasan bagi haji yang mabrur selain surga Allah SWT." (Diriwayatkan dari hadits Abu Hurairah Radhiyallahu anhu)
Nabi Muhammad SAW juga pernah bersabda, "Orang yang mengerjakan haji dan umroh adalah para tamu serta utusan Allah 'Azza wa Jalla. Jika mereka memohon, niscaya akan dikabulkan permohonan itu. Jika mereka meminta ampun, maka diampuni. Jika mereka berdoa, maka diterima doa yang mereka panjatkan. Jika mereka meminta syafaat, niscaya diberi." (Diriwayatkan dari hadits Abu Hurairah Radhiyallahu anhu)
Dalam riwayat lainnya disebutkan bahwa Rasulullah SAW juga pernah bersabda, "Orang yang merasa paling besar dosanya adalah orang yang melakukan wuquf di Arafah, lalu menyangka bahwa Allah SWT tidak akan mengampuni dosa-dosanya, padahal Allah pasti akan mengampuninya." (Diriwayatkan Imam Abu Manshur dan Umam Al Dailami)
Hari Arafah adalah waktu bagi jamaah haji melaksanakan wukuf di padang Arafah. Wukuf disebut juga puncak ibadah haji.
Nabi Muhammad SAW pernah bersabda, "Pada setiap hari akan turun seratus dua puluh rahmat di Kabah (Baitullah) ini, enam puluh bagi orang yang berthawaf empat puluh bagi orang yang mengerjakan sholat, dan dua puluh bagi orang yang berkunjung (melihat) saja." (Diriwayatkan Imam Ibnu Hibban)
Dalam riwayat yang lain disebutkan bahwa Nabi Muhammad SAW juga pernah bersabda, "Perbanyaklah thawaf di Baitullah. Sebab sesungguhnya thawaf adalah amalan besar yang akan tercatat di dalam kitab amalmu pada Hari Berbangkit nanti, dan thawaf adalah amalan yang paling menggembirakan bagi kalian." (Diriwayatkan Imam Ibnu Hibban dan Imam Al Hakim)
Oleh karena itu, segera setelah sampai di kota Makkah, amalan dari rangkaian haji yang pertama dan sebaiknya dilakukan adalah thawaf (qudum, selamat datang), sebelum mengerjakan rangkaian ibadah haji atau umroh lainnya.
Demikian dijelaskan Imam Al Ghazali ulama bergelar Hujjatul Islam Zainuddin al-Thusi dalam kitabnya.
Dalam riwayat yang lain disebutkan bahwa Nabi Muhammad SAW juga pernah bersabda, "Siapa saja yang mengerjakan thawaf selama satu minggu dengan telanjang kaki dan tanpa tutup kepala, maka pahalanya sama dengan memerdekakan seorang budak. Siapa saja yang melakukan thawaf selama satu minggu pada saat hari turun hujan, maka akan diampuni oleh Allah dosa-dosanya yang terdahulu."