Tujuh Keberkahan Sholat Subuh Berjamaah
Tidak dipungkiri waktu subuh adalah waktu yang berat untuk bangun.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tidak dipungkiri waktu subuh adalah waktu yang berat untuk bangun bagi sebagian orang. Allah mengetahui waktu subuh adalah waktu yang sulit.
Jika seorang Muslim dibiarkan begitu saja, tentu ia akan memilih mengistirahatkan badannya dan meninggalkan sholat Subuh. Oleh karena itu, Dia memberikan banyak keistimewaan atas sholat subuh yang tidak dimiliki oleh sholat fardhu lainnya.
Keistimewaan tersebut akan mendorong setiap Mukmin yang jujur untuk konsekuen melaksanakan sholat Subuh berjamaah sekuat tenaga. la rela mengorbankan apa saja yang dimiliki untuk mendapatkan keistimewaannya, meskipun dengan merangkak.
Seperti itulah yang dipahami dan diamalkan oleh para sahabat Nabi Muhammad. Seperti dikutip dari buku Berkah Sholat Subuh Berjamaah karya Fahrur Muis, kisah Umar bin Khathab dan Sulaiman bin Hatsmah ini menggambarkan bagaimana keberkahan di dalam sholat subuh.
Pada suatu Subuh, Umar tidak mendapati Sulaiman bin Hatsmah. Umar kemudian mendatangi rumah Sulaiman dan menanyakan kepada ibunya kenapa ia tidak kelihatan dalam sholat Subuh.
Ibunya menjawab bahwa Sulaiman sholat Tahajud lalu ia tertidur pada pagi harinya. Umar kemudian berkata, "Sungguh ikut serta dalam sholat Subuh berjamaah itu lebih baik bagi saya daripada sholat malam."
Berikut ini tujuh keberkahan sholat subuh berjamaah...
Berikut ini tujuh keberkahan yang didapat seorang Muslim jika rajin sholat subuh berjamaah di masjid.
Tujuh Keberkahan Sholat Subuh Berjamaah
1. Disaksikan malaikat
Dalam Hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah Radhiallahu ‘anhu, Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassallam bersabda:
“Malaikat bergantian melihat kalian pada siang dan malam. Para malaikat itu bertemu di Shalat Subuh dan Shalat Ashar. Kemudian yang bermalam dengan kalian naik (ke langit) dan ditanya oleh Rabb mereka, dan Dia lebih tahu keadaan hamba-hambaNya, Bagaimana kondisi hamba-hambaku ketika kalian tinggalkan?’ Para malaikat menjawab, ‘Kami meninggalkan mereka dalam keadaan sholat, dan kami mendatangi mereka dalam keadaan sholat.” (HR. Bukhari-Muslim)
2. Faktor di lapangkannya rezeki
Diriwayatkan dari Ali bin Abi Thalib RA, selepas sholat subuh Rasulullah mendapati putrinya Fatimah tengah tertidur. Maka beliau membangunkannya dan mengatakan.
“Hai Fatimah bangun dan saksikanlah rizki Rabbmu, karena Allah membagi-bagikan rizki para hamba antara sholat subuh dan terbitnya matahari” (HR. Al Mundziri).
3. Mendapatkan keberkahan Allah
Rasulullah saw telah mendoakan umatnya yang gemar melakukan sholat subuh berjamaah akan berpeluang mendapatkan keberkahan selama menjalankan aktivitas pagi harinya.
“Ya Allah, berkahilah umatku pada waktu paginya.” (HR. Abu Dawud, Tirmidzi, dan Ibn Majah).
Selanjutnya...
4. Salah satu sebab masuk surga
Dari Umarah Radhiallahu ‘anhu berkata, “Aku mendengar Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassallam bersabda, ‘Tidak akan masuk Neraka seorang yang shalat sebelum terbitnya matahari (Subuh) dan terbenamnya matahari (Ashar).”(HR. Muslim)
5. Bisa melihat Allah di hari Kiamat
Dari Jarir Bin Abdullah Al-Bajali Radhiallahu ‘anhu berkata, “Kami pernah duduk bersama Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam, kemudian beliau melihat ke bulan di malam purnama itu, Rasulullah bersabda, “Ketahuilah bahwa sesungguhnya kalian akan melihat kepada Rabb kalian sebagaimana kalian melihat kepada bulan ini. Kalian tidak terhalangi melihatnya. Bila kalian mampu untuk tidak meninggalkan sholat sebelum terbitnya matahari dan sebelum terbenamnya, maka lakukanlah!” (HR. Bukhari-Muslim)
6. Keistimewaan sholat subuh berjamaah terletak pada pahalanya
Diriwayatkan Muslim dari Utsman bin Affan RA berkata; Rasulullah SAW bersabda: “Barangsiapa yang sholat Isya` berjamaah maka seolah-olah dia telah shalat malam selama separuh malam. Dan barang siapa yang sholat Subuh berjamaah maka seolah-olah dia telah sholat seluruh malamnya.” (HR. Muslim).
7. Lebih baik dari dunia dan seisinya
“Dua rakaat (sholat Sunah) Subuh lebih baik daripada dunia dan segala isinya.” (HR. Muslim dari Ummul Mukminin Aisyah Radhiallahu ‘anha)