Zelenskyy Tunjuk Mantan Kepala Angkatan Darat Sebagai Duta Besar untuk Inggris

Ukraina belum memiliki duta besar yang baru di London sejak 2023.

EPA-EFE/TOLGA BOZOGLU
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.
Rep: Lintar Satria Red: Friska Yolandha

REPUBLIKA.CO.ID, KIEV -- Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy menunjukkan mantan kepala angkatan darat Angkatan Bersenjata Ukraina Valery Zaluzhnyi sebagai Duta Besar Ukraina untuk Inggris yang baru. Zaluzhnyi memimpin pertahanan Ukraina pada tahun pertama dari invasi Rusia yang sudah berlangsung dua tahun lebih.

Baca Juga


Dekrit penunjukkan dipublikasikan di situs kantor kepresidenan Ukraina, Kamis (9/4/2024). Sebelumnya Zaluzhnyi disebutkan sebagai "Pahlawan Ukraina."

Ukraina belum memiliki duta besar yang baru di London sejak Zelenskyy memecat mantan duta besar Vadym Prystaiko pada Juli 2023 setelah ia mengkritik presiden secara terbuka.

Zaluzhnyi sangat populer di masyarakat Ukraina karena ia memimpin tentara Ukraina di jam-jam pertama invasi Rusia pada 24 Februari 2022 lalu. Ia juga menyusun rencana serangan balasan yang membantu membebaskan sejumlah wilayah yang sempat direbut Rusia.

Pada bulan Februari lalu ia diganti komandan pasukan darat Oleksandr Syrskyi setelah sejumlah kemunduran di medan perang dan kegagalan serangan balasan untuk menembus garis pertahanan Rusia.

Diturunkannya Zaluzhnyi sebagai kepala angkatan darat menjadi titik fokus perombakan posisi senior angkatan bersenjata Ukraina. Dilakukan beberapa pekan setelah ketegangan dan spekulasi mengenai kemungkinan ketidaksepakatan antara Zelenskyy dengan komandan-komandan militernya.

Pekan lalu Direktur Intelijen Nasional Amerika Serikat (AS) Avril Haines mengatakan Presiden Rusia Vladimir Putin melihat perkembangan dalam dan luar negeri menguntungkannya dan kemungkinan ia akan meningkatkan tekanan dan taktik agresif di Ukraina. Tapi kemungkinan perang akan segera berakhir.

Pada komite....

 

 

Pada Komite Angkatan Bersenjata Senat AS, Haines mengatakan Rusia mengintensifkan serangan ke infrastruktur Ukraina untuk melumpuhkan kemampuan Ukraina memindahkan senjata dan pasukan, memperlambat produksi pertahanan dan memaksa negosiasi.

"Putin meningkatkan taktik agresif terhadap Ukraina seperti serangan-serangan ke infrastruktur listrik Ukraina yang bertujuan untuk menunjukkan pada Ukraina melanjutkan pertempuran hanya akan merugikan Ukraina dan tidak ada kemungkinan menang," katanya pada 2 Mei lalu.

 

"Taktik agresif ini tampaknya akan berlanjut dan kemungkinan perang belum akan segera berakhir," tambahnya. 

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler