Tujuh Puluh Enam Tahun Nakba, Palestina Rilis Laporan Kekejaman Israel

Hingga kini, jasad sekitar 7.000 orang belum ditemukan.

AP Photo/Ismael Abu Dayyah
Warga Palestina berduka atas kematian kerabatnya dalam pemboman Israel di Jalur Gaza, di sebuah rumah sakit di Rafah, Gaza, Jumat, 10 Mei 2024.
Red: Setyanavidita livicansera

REPUBLIKA.CO.ID, RAMALLAH -- Biro Pusat Statistik Palestina pada Ahad (12/5/2024) merilis laporan mengenai kematian, penahanan, pembangunan permukiman dan pengambilan paksa tanah yang dilakukan Israel untuk menandai 76 tahun Nakba (Bencana Besar) yang terjadi pada 15 Mei 1948.

Baca Juga


Sejak 7 Oktober 2023, yang menjadi awal mula perang Israel-Hamas, setidaknya 35.034 warga Palestina telah terbunuh di Gaza, dimana 14.944. Di antaranya merupakan anak-anak dan 9.849 perempuan.

Selain itu, jasad sekitar 7.000 orang belum ditemukan. Di Tepi Barat sendiri, 492 warga Palestina kehilangan nyawa akibat serangan Israel dan pemukim Yahudi sejak 7 Oktober 2023. Hingga saat ini 134 ribu warga Palestina dan Arab tewas baik di dalam maupun di luar Palestina.

Penahanan

Menurut data Masyarakat Tahanan Palestina dan Komisi Urusan Tahanan dan Mantan Tahanan Otoritas Palestina, sekitar satu juta orang ditahan sejak 1967. Jumlah mereka yang ditahan di Tepi Barat saja telah mencapai 8.520 sejak 7 Oktober. Sebagian telah dibebaskan tetapi lainnya masih tetap ditahan.

Per akhir April, jumlah tahanan di penjara-penjara Israel mencapai 9.400 jiwa, termasuk 3.600 diantaranya ditahan tanpa menjalani persidangan.

Pemukiman ilegal

Per akhir 2022, jumlah pos pemeriksaan militer Israel dan permukiman di Tepi Barat mencapai 483 buah, dengan populasi pemukim mencapai 745.467 orang, terutama di Yerusalem. Peningkatan signifikan terjadi pada pembangunan permukiman pada 2023, saat otoritas Israel menyetujui rencana pembangunan lebih dari 18.000 unit rumah, termasuk di Yerusalem.

Pada 2022, otoritas Israel menyita 26 ribu hektare tanah warga Palestina di Tepi Barat, dan meningkat menjadi 50.526 hektare pada 2023.

Penghancuran dan serangan

Sejak 7 Oktober 2023, Israel telah menghancurkan atau merusak dengan parah sebanyak 89.000 bangunan di Gaza, termasuk 104 di antaranya milik PBB. Akibat kerusakan yang terjadi pada infrastruktur, jalanan, listrik, jaringan air, dan tanah pertanian, diperkirakan kerugian akibat perang di Gaza mencapai 30 miliar dolar AS (Rp 482,4 triliun)

Di Tepi Barat, Israel menghancurkan sebagian atau seluruh 659 bangunan dan fasilitas pada 2023. Selain itu, perintah penggusuran dikeluarkan untuk 1.333 fasilitas Palestina di lahan yang tidak memiliki izin.

Juga di 2023, pemukim Yahudi dan pasukan Israel melakukan 12.161 serangan terhadap warga Palestina dan harta benda mereka, mencakup 3.808 properti dan situs keagamaan, 707 lahan dan sumber daya alam, serta 7.646 serangan terhadap individu.

Serangan tersebut juga menyebabkan kerusakan terhadap sebanyak 21.700 pohon, 18.964 di antaranya adalah pohon zaitun.

sumber : Antara, Anadolu
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler