Begini Perjuangan Warga Bawean Gresik untuk Berangkat Haji
Jamaah haji asal Bawean Gresik bersusah payah untuk berangkat haji.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ghiroh umat Islam Indonesia untuk menunaikan ibadah haji sangat tinggi. Bahkan, mereka rela menjual emas dan tanah untuk memenuhi panggilan Allah ke Tanah Suci. Seperti halnya pasangan calon jamaah haji (Calhaj) lansia ini, Darul Aini (67 tahun) dan Fathoniyah (67 tahun).
Darul atau yang akrab dipanggil Pak Alung merupakan calon jamaah haji asal Pulau Bawean, sebuah pulau kecil yang terletak di Laut Jawa, sekitar 135 kilometer sebelah utara Kabupaten Gresik, Jawa Timur. Dia telah mendaftar haji bersama istrinya sejak 13 tahun yang lalu.
Belum lama ini, Republika sempat bersilaturrahim ke rumahnya di Desa Daun, Kecamatan Sangkapura. Untuk mencukupi kebutuhannya sehari-hari, Pak Alung dan istrinya hanya membuka warung sembako seadanya.
Kendati demikian, mereka memiliki sejumlah perhiasan emas, yang merupakan hasil jerih payahnya saat merantau ke Malaysia. "Emas itu kemudian kita jual untuk mendaftar haji sekitar 13 tahun yang lalu," ujar Pak Alung saat ditemui di kediamannya, Senin (13/5/2024).
Saat mendaftar sekitar 2010 lalu, mereka harus menyetorkan biaya haji masing-masing sebesar Rp 25 juta dan harus menunggu sekitar sembilan tahun untuk berangkat ke Tanah Suci. Namun, karena adanya Covid-19, keberangkatan haji mereka akhirnya tertunda.
Sementara, biaya haji semakin tahun semakin naik. Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) tahun ini telah mencapai Rp 93.410.286 dan biaya yang ditanggung calhaj asal Gresik sekitar Rp 60 juta. Artinya, untuk melunasinya, mereka harus menyiapkan uang masing-masing sekitar Rp 35 juta.
Akhirnya, sebidang tanahnya terpaksa dijual untuk menutupi tambahan pelunasan haji tersebut. "Sebenarnya kami sudah tidak punya uang, tapi daripada tidak jadi naik haji, akhirnya kami terpaksa menjual tanah untuk melunasinya," ucap Pak Alung.
Pak Alung sebenarnya bukanlah orang kaya yang memiliki banyak uang. Bahkan, ia mengaku tidak memiliki rumah sendiri serta pekerjaan tetap. Namun, karena tekadnya untuk naik haji begitu kuat, apapun akan ia lakukan.
"Niat saya sudah kuat untuk naik haji. Jadi tidak punya rumah bukan masalah," kata Pak Alung.
Pak Alung kini telah melakukan sejumlah persiapan untuk naik haji. Mereka juga telah mengikuti bimbingan manasik haji di Pulau Bawean sebanyak lima kali. Pasangan calhaj lansia ini dijadwalkan akan berangkat ke Tanah Suci pada 29 Mei mendatang melalui Embarkasi Surabaya.
"Alhamdulillah sejaran jadwal kepergiannya sudah ditentukan dan saya sudah manasik lima kali," jelas Pak Alung.
Sementara, Istri Pak Alung, Fathoniyah berharap bisa mengikuti rangkaian ibadah haji tahun ini dengan lancar serta diberi kesehatan. Karena, ia mengaku memiliki darah tinggi dan terkadang kepalanya pusing.
"Mudah-mudahan suami dan saya diberi kesehatan, dan bisa pulang lagi ke Bawean dalam keadaan sehat dan menjadi haji mabrur," ucap dia.