World Water Forum akan Hasilkan Deklarasi Tingkat Menteri Pertama Kali

Poin pertama yang dideklarasikan adalah Hari Danau Sedunia dan akan diajukan ke PBB.

ANTARA/Nova Wahyudi
Foto aerial Danau Toba dari kawasan wisata menara pandang Tele di Turpuk Limbong, Harian, Kabupaten Samosir, Sumatra Utara, Ahad (21/2/2021).
Red: Fuji Pratiwi

REPUBLIKA.CO.ID, BADUNG -- Direktur Jenderal Kerja Sama Multilateral Kementerian Luar Negeri Tri Tharyat mengatakan bahwa World Water Forum ke-10 di Bali akan menghasilkan deklarasi tingkat menteri untuk pertama kalinya sejak forum itu digelar di Maroko pada 1997.

Baca Juga


"Untuk kali pertama dalam sejarah World Water Forum, akan dihasilkan deklarasi tingkat menteri yang tidak dinegosiasikan, tapi dalam bentuk konsultasi," kata Tri dalam jumpa pers di Badung, Bali, pada Ahad (19/5/2024).

Deklarasi tersebut, yang akan disahkan secara resmi pada 21 Mei, memuat empat hal pokok yang diperjuangkan oleh Indonesia. Poin pertama adalah kesepakatan internasional melalui Sidang Majelis Umum PBB terkait dengan penetapan Hari Danau Sedunia (World Lake Day).

"Ini akan menjadi satu legacy yang penting dari WWF ke-10 karena selama ini perhatian terhadap pengelolaan danau relatif kurang banyak," kata Tri.

Poin kedua adalah kesepakatan atas usulan Indonesia untuk membentuk Center of Excellence terkait dengan isu-isu air dan perubahan iklim beserta upaya resiliensinya. Poin ketiga adalah pengelolaan sumber daya air secara terpadu, khususnya di pulau-pulai kecil yang menjadi kepentingan Indonesia dan negara-negara berkembang lainnya.

Poin keempat adalah upaya Indonesia untuk meninggalkan warisan (legacy) lewat 100 lebih proyek nyata bidang air yang telah dikurasi oleh Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Kementerian Luar Negeri, dan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).

Tri menyebut pelaksanaan World Water Forum 2024 istimewa karena untuk pertama kalinya, pertemuan tingkat tinggi (high level meeting) akan digelar. Sesi tersebut akan dihadiri oleh perwakilan 108 negara dan 30 organisasi internasional.

Forum tiga tahunan tersebut juga akan meninggalkan warisan berupa kompendium atau kumpulan proyek yang sudah dikurasi oleh kementerian dan lembaga terkait di Indonesia.

"Nanti akan ada yang disebut concrete deliverables atau hasil-hasil nyata dalam bentuk proyek-proyek kegiatan, yang tidak hanya dilaksanakan di Indonesia atau oleh Indonesia tapi juga cakupannya ada di seluruh dunia," kata dia.

sumber : ANTARA
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler