Ringkasan Kiprah 20 Klub di Liga Primer Inggris Musim 2023/2024 (Bagian 2-Habis)

Jurgen Klopp meninggalkan Liverpool dengan meraih satu trofi Piala Liga Inggris.

Peter Byrne/PA via AP
Darwin Nunez dari Liverpool memeluk manajer Jurgen Klopp usai pertandingan sepak bola Liga Premier Inggris antara Everton dan Liverpool di stadion Goodison Park di Liverpool, Kamis (25/4/2024) dini hari WIB.
Rep: Fitriyanto Red: Israr Itah

REPUBLIKA.CO.ID, Berikut ringkasan performa 20 klub Liga Primer Inggris musim 2023/2024, berdasarkan urutan posisi terbawah bagian kedua:

Baca Juga


10. Crystal Palace 

Roy Hodgson membimbing Palace ke tempat aman musim lalu tetapi hasil musim ini di bawah mantan pelatih Liverpool dan Inggris itu tidak memenuhi harapan. Dia mengundurkan diri pada bulan Februari dengan klub London Selatan itu berada di urutan ke-16 klasemen.

Oliver Glasner ditunjuk sebagai penggantinya dan hasilnya segera terlihat, dengan satu kemenangan dan dua kali seri dalam empat pertandingan pertamanya mengangkat mereka keluar dari pertarungan degradasi.

Dalam beberapa pekan terakhir musim ini, pelatih asal Austria ini semakin merevitalisasi tim muda Palace. Palaxe mengklaim kemenangan besar atas Liverpool dan Manchester United dan mempersiapkan masa depan yang cerah jika dapat mempertahankan talenta seperti Michael Olise dan Eberechi Eze.

9. West Ham United 

Finis di paruh atas dan performa bagus lainnya di Eropa gagal menenangkan mayoritas pendukung West Ham yang hanya membutuhkan sedikit undangan untuk mengkritik manajer David Moyes.

Mereka berargumen bahwa Moyes bukanlah orang yang bisa membawa klub ke level berikutnya. Namun pelatih asal Skotlandia itu akan meninggalkan klub pada akhir musim dengan membawa banyak kredit.

Meskipun West Ham benar-benar merindukan Declan Rice dan mengalami pukulan telak, masih ada beberapa hasil penting, termasuk kemenangan atas Arsenal dan Tottenham Hotspur dan mereka menekan Bayer Leverkusen dengan keras di perempat final Liga Europa.

Pendekatan baru bisa diharapkan di bawah asuhan Julen Lopetegui musim depan, tetapi Moyes telah menyerahkan klub dalam kondisi yang baik.

8. Manchester United 

Musim yang menyedihkan yang dipenuhi dengan kekalahan telak dari tim-tim yang lebih terorganisasi dan lebih termotivasi. Mirisna, lub-klub ini beroperasi dengan anggaran yang jauh lebih kecil, shingga membuat pemilik baru Jim Ratcliffe mengalami sakit kepala yang parah.

Pelatih Erik ten Hag menggambarkan United sebagai salah satu tim yang paling menghibur di liga dan dia benar. Namun itu hanya karena mereka begitu mudah untuk dilawan, tidak memiliki rencana permainan yang koheren dan sering bersalah dalam manajemen permainan yang mengejutkan.

Kemenangan atas Manchester City di final Piala FA yang sangat tidak mungkin akan memberikan sedikit kegembiraan. Ratcliffe telah memulai restrukturisasi yang sangat dibutuhkan dalam manajemen tim senior MU.

Masa kerja pelatih asal Belanda Ten Hag hamper pasti sudah habis dan perombakan skuad yang kejam diperlukan sebelum United berpikir untuk kembali ke papan atas sepak bola Inggris.

7. Newcastle United 

Manajer Newcastle Eddie Howe diam-diam senang bahwa drama di tempat lain di Liga Primer telah mengalihkan fokus dari klubnya yang didanai Arab Saudi, yang secara diam-diam namun tidak dapat disangkal berkinerja buruk di bawah ekspektasi musim ini.

Finis di peringkat keempat musim lalu dan kembali ke Liga Champions tampaknya akan membuat Tynesiders bisa berada di papan atas sepak bola. Namun serangkaian cedera dan kontroversi membuat mereka gagal untuk terus maju.

Larangan panjang yang diberikan kepada gelandang Italia Sandro Tonali karena pelanggaran terkait perjudian, membuat the Toon Army kehilangan playmaker menjanjikan. Cedera sering kali menghalangi Howe untuk menurunkan tim terbaiknya, tetapi bahkan ketika dia bisa, mereka bukanlah tandingan klub-klub papan atas.

Selain cedera, skuad dengan kedalaman seperti Newcastle menuntut finis di empat besar. Setelah gagal tahun ini, Howe akan memiliki beberapa pertanyaan sulit untuk dijawab.

6. Chelsea 

Lolos ke kompetisi Eropa musim depan tampak seperti mimpi bagi Chelsea yang tidak konsisten sepanjang musim. Namun performa apik yang terlambat - didukung oleh pencetak gol terbanyak kedua Liga Inggris musim ini Cole Palmer - membuat tim asuhan Mauricio Pochettino mendapatkan tempat di Liga Konferensi Europa.

Pada awal Maret, ketika klub berada di papan bawah klasemen dan merasa sakit hati akibat kekalahan di final Piala Liga dari Liverpool, Pochettino harus menahan nyanyian makian dari beberapa penggemar Chelsea. Mereka muak dengan begitu sedikit keuntungan dari belanja besar-besaran sebesar 1 miliar poundsterling atau sekira Rp 20 triliun sejak pengambilalihan klub yang dipimpin ekuitas swasta AS pada tahun 2022.

Chelsea menampilkan performa terbaiknya sejak era Roman Abramovich, hanya kalah sekali dalam 15 pertandingan terakhirnya dan memenangkan lima pertandingan terakhirnya seiring dengan meredanya krisis cedera.

Meskipun spekulasi mengenai masa depan Pochettino di klub belum sepenuhnya hilang, tantangan berikutnya mungkin adalah mengatasi penjualan pemain apa pun yang dilakukan klub. Ini untuk memenuhi aturan keuangan, yang mungkin akan fokus pada talenta akademi yang menghasilkan keuntungan murni seperti gelandang Conor Gallagher atau bek Trevoh Chalobah.

 

5. Tottenham Hotspur 

Ada rasa kekecewaan mengenai musim pertama Tottenham di bawah asuhan Ange Postecoglou karena penampilan buruk di pekan-pekan terakhir membuat harapan mereka untuk masuk empat besar buyar.

Namun seandainya para penggemar ditawari tempat kelima dan kembali ke 'DNA' klub yaitu sepak bola atraktif menjelang musim ini, terutama setelah melihat striker Inggris Harry Kane berangkat ke Bayern Munich, mereka pasti akan menerimanya.

Gaya Postecoglou yang berintensitas tinggi dan berani mengambil risiko membantu Spurs menikmati awal terbaik mereka setelah 10 pertandingan musim Liga Primer Inggris. Meskipun keretakan segera muncul karena terbukti terlalu berat bagi skuad saat ini yang kurang dalam.

Namun dia tidak akan mengubah filosofinya dan akan sangat bodoh bagi klub jika tidak memenuhi ambisi pelatih asal Yunani itu dengan mendatangkan pemain berkualitas tinggi di bursa transfer musim panas. Apalagi Tottenham akan berlaga di Liga Europa musim depan.

4. Aston Villa

Musim impian Aston Villa di bawah asuhan manajer Spanyol Unai Emery berakhir dengan finis keempat dan satu tiket Liga Champions. Ini kelolosan pertama mereka untuk kompetisi klub elite Eropa sejak 1982/1983 ketika mereka memasuki Piala Eropa (Liga Champions) sebagai juara bertahan.

Villa, yang berusia 150 tahun pada tahun 2024, berada di urutan ke-14 dan tenggelam pada Oktober 2022 dengan cepat. Ketika Emery menggantikan Steven Gerrard dia telah mendalangi perubahan peruntungan yang luar biasa dengan beberapa tambahan cerdas ke dalam skuad dan pola permainan yang lebih menyerang.

Didorong oleh gol-gol Ollie Watkins dan delapan kemenangan beruntun di kandang sejak awal musim yang secara mengejutkan diakhiri oleh Sheffield United (1-1) pada bulan Desember, momentum awal tersendat menjelang akhir musim. Namu Villa tetap berhasil finis di empat besar.

Yang mengecewakan adalah tersingkirnya mereka secara mengejutkan di semifinal Liga Konferensi Europa ari tim Yunani Olympiakos Piraeus, yang mencakup kekalahan kandang 4-2 di kompetisi yang diharapkan Emery untuk sukses.

3. Liverpool 

Jurgen Klopp, tidak mendapatkan perpisahan yang diharapkannya karena impiannya untuk meraih empat gelar juara menguap seiring performa buruk timnya. Ini dimulai dengan kekalahan dramatis di Piala FA dari rival beratnya Manchester United pada pertengahan Maret.

Tempat ketiga dan Piala Liga adalah pencapaian Liverpool pada musim ini,yang sekali lagi memudar menjelang finis, seperti yang terjadi dua musim lalu ketika mereka kehilangan gelar dengan selisih satu poin dan final Liga Champions dengan selisih satu gol.

Namun, setelah melakukan perombakan besar-besaran terhadap lini tengah yang menua, The Reds nampaknya lebih cepat dari jadwal menuju apa yang disebut Klopp sebagai "Liverpool 2.0", khususnya dengan musim-musim terobosan bagi prospek akademi termasuk bek sayap Irlandia Utara Conor Bradley.

Proyek ini akan berlanjut di bawah mantan pelatih Feyenoord, Arne Slot, yang mewarisi tim kelas atas tetapi membutuhkan beberapa penyesuaian agar bisa menyamai dua tim teratas liga musim depan.

2. Arsenal 

Arsenal membuktikan bahwa mereka telah menempuh perjalanan panjang sejak musim lalu ketika mereka mendorong Manchester City ke hari terakhir perburuan gelar, menjadi runner-up dengan 89 poin -- satu poin lebih sedikit dari total yang diraih The Invincibles pada musim 2003-04.

Pada akhirnya itu tidak cukup untuk menyingkirkan City dari posisi mereka, tetapi Arsenal asuhan Mikel Arteta membuktikan bahwa mereka kini adalah kekuatan yang harus diperhitungkan.

Declan Rice sepenuhnya menunjukkan bahwa label harganya sebesar 100 juta poundsterling atau sekira Rp 2 triliun tidaklah terlalu berlebihan. Ia memimpin lini tengah Arsenal sepanjang musim, sementara Bukayo Saka, dengan 16 gol liga, dan kapten Martin Odegaard menjalani musim yang luar biasa.

Arteta mengatakan kepada para penggemar pada hari Ahad untuk tidak berpuas diri dan itulah pesan yang akan dia habiskan di akhir musim untuk meyakinkan para pemainnya kembali bertarung musim depan.

1. Manchester City 

City mendapat tekanan keras dari Arsenal, tapi sekali lagi terbukti ahli dalam menutup perburuan gelar untuk menjadi klub papan atas Inggris pertama yang memenangkan empat kejuaraan liga berturut-turut.

Liverpool terpuruk di bawah tekanan City yang tak henti-hentinya dan meski Arsenal berusaha sekuat tenaga, rentetan 19 kemenangan dan empat kali seri sejak kekalahan terakhir mereka membuat tim asuhan Pep Guardiola menang.

Yang lebih mengesankan lagi, mereka harus bermain tanpa gelandang Kevin de Bruyne selama beberapa bulan sementara striker Erling Haaland juga mengalami cedera. Namun kedalaman skuad City membuat mereka terus meraih kemenangan.

Sulit untuk memilih individu dari skuad terbaik meskipun ini terasa seperti musim di mana pemain terbaik liga Phil Foden benar-benar keluar dari bayang-bayang De Bruyne dengan mencetak 19 gol liga.

Pertanyaannya adalah siapa yang bisa menghentikan City meraih gelar lima kali berturut-turut musim depan?

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler