Presiden Iran Meninggal, Muhammadiyah Sampaikan Duka Mendalam

Presiden Ebrahim Raisi berkontribusi bagi perdamaian di kawasan Timur Tengah.

ANTARA /Mohammad Ayudha
Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Haedar Nashir (kiri) dan Sekretaris Umum Abdul Mu'ti.
Rep: Silvy Dian Setiawan Red: Erik Purnama Putra

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah menyampaikan duka mendalam atas wafatnya Presiden Iran, Ebrahim Raisi dalam kecelakaan helikopter, Ahad (19/5/2024). Helikopter itu juga mengangkut Menteri Luar Negeri Iran, Hossein Amirabdollahian, dan sejumlah pejabat lainnya yang jatuh di Varzaqan, Provinsi Azerbaijan Timur.


Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir dan Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Abdul Mu’ti menunjukkan duka mendalam melalui surat duka cita yang dikirimkan kepada Kedutaan Besar Republik Islam Iran di Jakarta.

Baca: KSAL Kunjungi Galangan Kapal Lorient Milik Naval Group di Prancis

"Kami PP Muhammadiyah turut merasakan duka mendalam yang dirasakan masyarakat Iran, dan juga menyampaikan belasungkawa yang sedalam-dalamnya kepada seluruh keluarga korban, bangsa, dan pemerintah Iran," kata Mu’ti dalam keterangan resminya di Jakarta, Selasa (21/5/2024).

Mu'ti mengatakan, Presiden Raisi telah memberikan kontribusi yang signifikan terhadap tujuan bersama kemanusiaan. Terutama, sambung dia, dalam upaya mencapai perdamaian yang adil di kawasan Timur Tengah khususnya, dan dunia Islam umumnya.

Baca: Wamenhan dan Dubes Korsel Bahas Kerja Sama Pertahanan

"Oleh karena itu meninggalnya Presiden Raisi merupakan suatu kehilangan yang besar bagi kita semua," ujar guru besar UIN Syarif Hidayatullah tersebut.

Menurut Mu'ti, PP Muhammadiyah turut memanjatkan doa kepada Allah SWT memohon ampunan dan keberkahan bagi seluruh korban dalam musibah tersebut. "Dan berharap keluarga yang ditinggalkan diberikan kesabaran dan ketabahan," jelasnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler