Leverkusen Incar Trofi Kedua di Final Liga Europa Kontra Atalanta

Leverkusen sebelumnya sudah mengamankan gelar juara Bundesliga.

AP Photo/ Michael Probst
Pelatih Bayer Leverkusen Xabi Alonso memegang trofi juara Bundesliga Jerman.
Red: Israr Itah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bayer Leverkusen hanya memenangi dua trofi utama dalam 119 tahun sejarah mereka sebelum musim ini. Namun pada Kamis (23/5/2024) dini hari WIB, tim yang baru dinobatkan sebagai juara Bundesliga itu berpeluang meraih gelar ganda ketika menghadapi Atalanta pada final Liga Europa di Dublin.

Baca Juga


Leverkusen mematahkan monopoli 11 tahun Bayern Munchen atas gelar di Jerman musim ini ketika tim Xabi Alonso menjadi tim pertama dalam 61 tahun sejarah Bundesliga yang menyelesaikan musim tanpa terkalahkan. Mereka juga telah mencapai final Piala Jerman.

Rekor tak terkalahkan mereka di semua kompetisi musim ini membuat mereka mendapat julukan Bayer 'Neverlusen' dan tim Serie A Atalanta akan berusaha keras untuk mengalahkan tim yang belum pernah kalah dalam 51 pertandingan sejak Agustus.

Beberapa tim hampir saja memberi Leverkusen kekalahan pertama mereka musim ini tetapi, dengan 17 gol yang dicetak pada atau setelah menit ke-90, mereka tidak menyerah hingga peluit akhir dibunyikan.

“Kami kompetitif di setiap pertandingan, baik kami bermain bagus atau buruk. Kami bermain bagus di sebagian besar pertandingan, tapi kami tidak menyerah di pertandingan di mana kami tidak bermain bagus,” kata Alonso dalam sebuah wawancara dengan UEFA.

"Hal ini menunjukkan komitmen tim ini dalam mempersiapkan setiap pertandingan. Kami tidak menganggap remeh pertandingan apa pun."

Sama seperti Alonso, pelatih Gian Piero Gasperini telah mengubah nasib Atalanta. Tim yang bermarkas di Bergamo itu menjadi klub yang selalu hadir di kompetisi Eropa sejak kedatangannya pada tahun 2016.

Atalanta memainkan gaya menyerang yang menyenangkan dengan intensitas tinggi. Manajer seperti Pep Guardiola dan Maurizio Sarri menyebutkan menghadapi tim asuhan Gasperini seperti “pergi ke dokter gigi”.

“Bahkan jika Anda keluar tanpa cedera, Anda masih merasakan sakitnya,” kata Sarri suatu kali.

Seperti Leverkusen, Atalanta juga akan bermain di Liga Champions musim depan setelah finis di lima besar. Namun mereka berharap untuk mengakhiri musim dengan trofi besar pertama mereka dalam 61 tahun setelah kalah dari Juventus di final Coppa Italia pekan lalu.

Sama seperti Alonso, laga di Dublin juga akan menjadi final Eropa pertama bagi Gasperini.

“Ini adalah pencapaian dan sumber kepuasan yang luar biasa, dicapai dengan musim yang sangat bagus dari seluruh tim,” kata pria Italia berusia 66 tahun itu.

"Apakah ini titik tertinggi dalam karier saya? Ya, dalam hal prestasi dan prestise, tentu saja. Dalam hal kepuasan, untungnya saya sudah mendapatkan cukup banyak, meski mungkin tidak pada level yang sama."

Sementara Alonso memiliki skuad penuh, Atalanta akan kehilangan pemain kunci seperti gelandang Marten de Roon dan bek Sead Kolasinac sementara bek kanan Emil Holm diragukan tampil.

Leverkusen bertekad mengulangi kesuksesan mereka di Piala UEFA tahun 1988. Kemenangan ini bisa menyiapkan mereka untuk meraih treble langka saat Neverlusen menghadapi tim divisi dua Kaiserslautern di final Piala Jerman atau DFB-Pokal. Alonso mengatakan pencapaian seperti itu akan menjadi bersejarah.

“Itu akan menjadi sesuatu yang ditulis dengan huruf emas, tidak hanya dalam sejarah klub kami tetapi mungkin di seluruh sepakbola Eropa. Saya harap kami bisa," kata dia.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler