Kiprah Mauricio Pochettino: Moncer Saat Jadi Pemain, Diperhitungkan Sebagai Pelatih
Mauricio Pochettino mundur dari kursi pelatih Chelsea.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Meskipun mampu mengantarkan Chelsea finis di posisi enam klasemen akhir Liga Primer Inggris musim ini, pelatih Mauricio Pochettino memutuskan mundur dari klub London tersebut. Ia pergi bersama empat asisten pelatih yang selama ini mendukungnya di Stamford Bridge;
Pria asal Argentina kelahiran 2 Maret 1972 ini termasuk sosok yang diperhitungkan sebagai pelatih. Sebagai pemain, ia juga termasuk sosok yang disegani.
Berikut perjalanan panjang Pochettino sejak bermain sampai pergi meninggalkan Chelsea.
Karier bermain
Berposisi sebagai bek tengah, ia memulai kariernya sebagai pemain Newell's Old Boys pada 1988, mencatatkan debut pada usia 16 tahun. Pochettino meraih gelar pertamanya pada 1991 saat Newell's menjadi juara Divisi Primera Argentina.
Sukses ini membuatnya ditarik oleh klub Spanyol Espanyol pada 1994. Di sana, ia membuat lebih dari 200 penampilan dan memenang Copa del Rey sebelum bergabung dengan Paris Saint-Germain (PSG) pada tahun 2000.
Ia mencatatkan debutnya bersama timnas Argentina pada tahun 1999 dan mencatatkan 20 caps. Pochettino bermain di Piala Dunia 2002, di mana ia kebobolan melalui tendangan penalti yang dicetak oleh David Beckham saat Inggris menang 1-0 di fase grup.
Ia meninggalkan PSG untuk bergabung dengan Girondins de Bordeaux pada 2003, tapi kesulitan untuk menetap di selatan Prancis dan bergabung kembali dengan Espanyol sebagai pemain pinjaman pada paruh kedua musim itu.
Ia dijuluki 'Sheriff of Murphy' merujuk kepada tempat ia dibesarkan. Pochettino bertahan di Espanyol secara permanen pada 2003 dan kembali menjuarai Copa del Rey pada 2006 sebelum pensiun pada usia 34 tahun.
Karier kepelatihan
Setelah pensiun...
Karier kepelatihan
Setelah pensiun sebagai pemain, Pochettino mengambil lisensi kepelatihan dan bekerja sebagai asisten manajer tim wanita Espanyol. Ia sukses pada pekerjaan barunya. Pada Januari 2009, dalam usia 36 tahun, ia mengambil alih kendali Espanyol yang berada di posisi ketiga dari bawah dan membawa mereka ke peringkat ke-10 klasemen La Liga.
Espanyol berakhir di papan tengah dalam dua musim berikutnya, hanya gagal lolos ke Liga Europa pada tahun 2011 setelah menghabiskan sebagian besar musim itu di posisi lima besar. Meskipun mereka merosot ke posisi 14 pada musim berikutnya, Pochettino mengembangkan reputasi untuk mengorbitkan pemain muda melalui akademi.
Pada awal musim 2012-13, Pochettino mengungkapkan kekhawatirannya akan situasi keuangan klub, dan dengan tim yang berada di posisi terbawah di La Liga, ia pergi dengan persetujuan bersama pada November 2012.
Pochettino menggantikan Nigel Adkins sebagai pelatih Southampton di Liga Primer pada Januari 2013, saat klub pesisir selatan ini berusaha untuk bertahan setelah promosi pada musim sebelumnya. Meskipun relatif tidak dikenal di Inggris, Pochettino membawa Southampton finis di peringkat ke-14 setelah mengadopsi gaya permainan menyerang dengan tekanan tinggi.
Ia melanjutkan filosofinya untuk mengembangkan bakat-bakat lokal dengan bek kiri Inggris, Luke Shaw, yang muncul ke permukaan, sementara para pemain seperti Adam Lallana dan Jay Rodriguez juga berkembang di bawah asuhannya.
Setelah awal yang solid pada musim 2013/2014, Pochettino membawa Southampton ke posisi kedelapan, yang merupakan posisi tertinggi mereka di Liga Primer pada saat itu.
Dengan satu tahun tersisa dalam kontraknya dan ketidakpastian seputar masa depan para pemain kunci, seperti Shaw dan Lallana, Pochettino memutuskan untuk bergabung dengan Tottenham Hotspur. Ia menjadi orang Argentina kedua yang melatih klub ini setelah Osvaldo Ardiles.
Pochettino ditunjuk sebagai pelatih kepala Spurs dengan kontrak lima tahun untuk musim 2014/2015 menggantikan Tim Sherwood. Ia menjadi manajer ke-10 Tottenham sejak 2001 di bawah pimpinan Daniel Levy.
Spurs finis di posisi kelima pada musim pertamanya dan mencapai final Piala Liga Inggris. The Lilywhites kemudian bertarung dengan Leicester City yang diunggulkan 5.000-1 untuk meraih gelar juara pada 2015/2016. The Foxes memenangkannya, sementara klub asal London itu finis di urutan ketiga untuk meraih tempat di Liga Champions, pertama kalinya sejak musim 2010/2011.
Pochettino terus...
Pochettino terus membina para pemain muda dan sosok Harry Kane, Dele Alli, Eric Dier, Danny Rose, Kieran Trippier, dan Harry Winks semuanya berkembang di klub dan bersama timnas Inggris.
Pelatih asal Argentina ini menandatangani kontrak baru berdurasi lima tahun pada Mei 2016 dan Tottenham mempertahankan grafik kenaikan mereka, finis di posisi kedua dan kemudian ketiga lagi dalam dua musim berikutnya serta mencapai babak 16 besar Liga Champions pada 2017/2018.
Pochettino yang menjadi favorit para fans, dijuluki 'Sihir' oleh para penggemar Tottenham, menandatangani kontrak lima tahun lagi pada Mei 2018 karena Levy menaruh kepercayaan pada kemampuannya untuk membawa kesuksesan.
Meskipun beroperasi dengan anggaran transfer yang jauh lebih rendah daripada klub-klub top Eropa lainnya dan harus bermain di Wembley saat stadion baru mereka yang bernilai satu miliar poundsterling sedang dibangun, Spurs mencapai final Liga Champions pertama mereka setelah mendepak Ajax Amsterdam di semifinal.
Namun, Liverpool mengalahkan Tottenham 2-0 pada final di Madrid. Awal buruk pada musim 2019/2020 dengan klub mendekam di posisi ke-14 dan dihancurkan 7-2 di kandang oleh Bayern Munchen di Liga Champions membuat Pochettino dipecat pada bulan November.
Juara Ligue 1 PSG memecat Thomas Tuchel sehari setelah jeda musim dingin dan mengontrak Pochettino sampai Juni 2022, dengan opsi perpanjangan satu tahun lagi. Bersama PSG, ia memenangi Piala Prancis dan Piala Super Prancis pada 2021 sebelum mengamankan gelar Ligue 1 pada musim berikutnya.
Namun, PSG tersingkir dari Liga Champions 2021/2022 oleh Real Madrid pada babak 16 besar meski sempat unggul agregat 2-0 saat turun minum pada leg kedua. Pochettino kemudian dipecat pada akhir musim.
Dia tiba di Chelsea menjelang musim 2023/2024 untuk menggantikan manajer sementara Frank Lampard saat pemilik baru klub Todd Boehly dan Clearlake Capital ingin menyegarkan kondisi klub setelah finis di posisi ke-12 pada musim sebelumnya.
Dia datang setelah Chelsea mengeluarkan dana lebih banyak dari klub mana pun di Eropa pada jendela transfer musim lalu. Chelsea menghabiskan 400 juta poundsterling atau sekira Rp 8,14 triliun untuk perekrutan pemain.
Setelah awal yang buruk, dia membalikkan keadaan pada pertengahan musim. Chelsea hanya kalah dalam satu dari 15 pertandingan terakhir mereka di liga, memenangkan lima pertandingan terakhir secara beruntun untuk finis di urutan keenam. The Blues lolos ke kompetisi Eropa.
Chelsea juga mencapai final Piala Liga, kalah dari Liverpool setelah perpanjangan waktu di Wembley, dan semifinal Piala FA, dikalahkan oleh Manchester City. Pochettino kemudian meninggalkan Stamford Bridge dengan persetujuan bersama setelah hanya satu musim bertugas.