Lima Cara Tangani FOMO Menurut Pakar
Alihkan fokus pada hal lain dan tidak usah kecewa saat tidak update.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pada era di mana banyak orang terobsesi dengan media sosial, istilah fear of missing out (FOMO) jadi cukup mengemuka. FOMO merupakan rasa takut ketinggalan atau tidak mengetahui peristiwa, informasi, atau pengalaman tertentu.
Meskipun mengalami FOMO adalah hal yang normal dan valid, hal ini juga dapat berdampak negatif pada harga diri dan kebahagiaan. Apalagi, jika FOMO dialami terus-menerus. Berikut cara menangani FOMO yang disampaikan para pakar, dikutip dari laman Huffington Post, Sabtu (25/5/2024).
1. Mengubah pola pikir
Psikoterapis berlisensi Erica Basso menyarankan untuk menyesuaikan pola pikir saat FOMO melanda. Daripada berfokus pada pengalaman yang hilang, pertimbangkan apa yang mungkin diperoleh dalam jangka waktu yang sama.
Misalnya, jika melewatkan sebuah acara hit dan harus berdiam di rumah, pikirkan saja perawatan diri atau kegiatan menyenangkan lain yang bisa dilakukan. "Itu akan memberikan pencerahan untuk fokus pada hal positif," kata pendiri Erica Basso Therapy itu.
2. Menarik napas dalam-dalam
Saat FOMO membayangi, menarik napas dalam-dalam dapat memberikan rasa tenang. Terapis Israa Nasir sekaligus pendiri WellGuide mengatakan FOMO sering kali memicu respons stres tubuh, mengaktifkan sistem saraf simpatik, yang juga dikenal sebagai respons melawan-atau-lari.
"Teknik pernapasan terfokus, seperti pernapasan diafragma dalam atau pernapasan kotak, dapat mengaktifkan sistem saraf parasimpatis, yang bertanggung jawab atas respons relaksasi tubuh," ungkap Nasir.
Untuk menetapkan batasan....
3. Menetapkan batasan
Emma Giordano, terapis di Empower Your Mind Therapy, menyarankan untuk menetapkan batasan saat mengakses media sosial atau melihat berbagai informasi. Ingatkan diri bahwa Anda tidak harus menghadiri setiap acara atau terlibat dalam setiap aktivitas. "Tidak realistis mengharapkan diri bisa melakukan semua yang diinginkan," ujar Giordano.
4. Hadapi pilihan
Menurut psikolog Nekeshia Hammond, menghadapi pikiran cemas saat FOMO tidak bisa direalisasikan terkadang diperlukan. Mungkin itu terasa tidak nyaman, tetapi dapat memberi rasa memiliki hak pilihan dan memahami opsi yang diambil.
"Menyadari emosi dan pola pikir Anda mungkin memungkinkan Anda mengenali kapan FOMO muncul. Itu akan memampukan diri untuk merespons dengan jelas dan intensionalitas, dibandingkan terhanyut oleh keinginan sekilas atau tekanan eksternal," tutur Hammond.
5. Bersyukur
Merasa cukup dan bersyukur dengan yang dimiliki adalah salah satu cara untuk melawan FOMO. Dengan bersyukur, itu bisa mengalihkan fokus seseorang dan tidak merasa kecewa saat tidak update dengan berbagai hal. Caranya, bisa dilakukan dengan menuliskan hal-hal yang disyukuri atau sekadar meluangkan waktu sejenak untuk memikirkan hal-hal positif dalam hidup.