Tentara Zionis IDF Israel Klaim Berhasil Lenyapkan Pemimpin Hamas di Tepi Barat
Zionis Israel melakukan operasi militer atas pimpinan Hamas
REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW—Pasukan Pertahanan Israel (IDF) pada Senin (27/5/2024) mengatakan mereka telah melenyapkan pemimpin gerakan Hamas di Tepi Barat Yassin Rabia, serta beberapa pejabat senior dalam sebuah serangan udara di bagian barat laut kota Rafah di Jalur Gaza.
“Awal malam ini, sebuah pesawat IAF, dalam serangan berdasarkan intelijen IDF dan ISA, melenyapkan teroris Yassin Rabia, Komandan kepemimpinan Hamas di Yudea dan Samaria, serta Khaled Nagar, seorang pejabat senior Hamas di wilayah Yudea dan Samaria. Serangan itu dilakukan di daerah Tal as Sultan, di barat laut Rafah, berdasarkan intelijen yang tepat,” kata IDF melalui Telegram.
Pernyataan itu menyatakan bahwa Rabia memerintahkan seluruh aktivitas Hamas di Yudea dan Samaria dan "merencanakan serangan teror Hamas" di wilayah itu.
“IDF mengetahui laporan yang menunjukkan bahwa akibat serangan dan kebakaran yang terjadi, beberapa warga sipil di daerah tersebut terluka. Insiden tersebut sedang ditinjau,” tambah pernyataan itu.
Di lokasi terpisah, Sayap Bersenjata Hamas, Brigade al-Qassam mengatakan mereka meluncurkan serangan "rudal besar" ke Tel Aviv. Sementara militer Israel membunyikan sirine yang memperingatkan kemungkinan datangnya roket ke tengah kota.
Dalam pernyataannya di aplikasi kirim-pesan Telegram, Ahad (26/5/2024) Brigade al-Qassam mengatakan roket-roket itu diluncurkan sebagai respons atas apa yang mereka sebut sebagai "pembantaian Zionis terhadap warga sipil." Stasiun televisi Hamas, Al-Aqsa melaporkan roket-roket itu diluncurkan dari Jalur Gaza.
Tidak terdengar suara sirine roket di Tel Aviv selama empat bulan. Militer Israel tidak mengungkapkan alasan mengapa sirine tersebut diaktifkan. Badan layanan darurat Israel mengatakan mereka tidak menerima laporan korban jiwa atau luka.
Serangan ini memberi sinyal faksi Hamas masih dapat melepaskan tembakan jarak jauh meski sudah digempur serangan udara dan darat Israel selama tujuh bulan.
Sebelumnya dilaporkan juru bicara Brigade al-Qassam, Abu Ubaida mengatakan pejuangnya menangkap tentara Israel dalam pertempuran di Jabalia, Gaza utara. Militer Israel membantah klaim tersebut.
Ubaida tidak mengatakan berapa banyak tentara Israel yang mereka tangkap dan tidak menunjukkan bukti klaim mereka.
"Pejuang kami memancing pasukan Zionis untuk disergap di dalam terowongan, pejuang mundur setelah mereka meninggalkan semua tentara yang tewas, terluka dan tertangkap," kata Ubaida dalam rekaman suara yang disiarkan stasiun televisi Aljazirah.
Sementara itu, sedikitnya 30 orang gugur dan puluhan lainnya terluka saat Israel menyerang sebuah kamp yang dihuni pengungsi di Rafah pada Ahad, menurut sumber media dan pejabat.
Serangan itu terjadi dekat pusat logistik Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) di Tal al-Sultan, demikian dilaporkan kantor berita setempat.
Pesawat-pesawat tempur Israel menargetkan beberapa tenda di wilayah itu, sebut kantor media itu, seraya menambahkan bahwa mereka menggunakan rudal dan bom seberat sekitar 907 kilogram.
Pada 7 Oktober 2023, Hamas melancarkan serangan roket skala besar terhadap Israel dan menewaskan hampir 1.200 orang dan sekitar 240 lainnya diculik dalam serangan itu.
Israel melancarkan serangan balasan, memerintahkan blokade total terhadap Gaza, dan memulai serangan darat ke daerah kantong Palestina dengan tujuan untuk melenyapkan pejuang Hamas dan menyelamatkan para sandera.
Akibatnya lebih dari 35.900 warga Palestina telah terbunuh sejauh ini akibat serangan Israel di Jalur Gaza, menurut otoritas setempat, sementara lebih dari 100 sandera diyakini masih ditahan oleh Hamas di Gaza.'